PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Kasus dugaan perzinahan oknum polisi inisial OP berpangkat Bripka dengan AS yang masih berstatus istri orang seakan-akan ditutupi oleh pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sultra.
Hal itu diungkapkan kuasa hukum suami AS, Wendy Saputra kepada media ini, Sabtu, 17 Desember 2022.
Pasalnya, suami AS yakni Muhammad Sapril Tamburaka telah melaporkan OP atas dugaan perzinahan dan pelanggaran kode etik serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada 19 September 2022 lalu namun sampai saat ini belum ada perkambangan kasus tersebut.
Padahal, kata Wandy, pihaknya telah menyerahkan bukti yang cukup, akan tetapi sampai hari ini tidak ada peningkatan status dalam penanganan kasus tersebut.
“Kami sudah menyerahkan bukti yang cukup, baik bukti perzinahan, pelanggaran kode etik dan KDRT. Bahkan saksi-saksi sudah diperiksa. Akan tetapi sudah tiga bulan sejak dilaporkan belum ada peningkatan tahapan dalam kasus tersebut,” ungkapnya.
Menurut dia, dua alat bukti dan saksi seharusnya sudah cukup menjadikan OP sebagai tersangka dalam kasus dugaan perzinahan, terlebih lagi Handphone (Hp) OP pun sudah disita dan dijadikan barang bukti.
“Dalam cahat mereka itu banyak kata-kata panggilan sayang. Seharusnya itu sudah cukup menjadikan OP tersangka dan dikenakan sanksi kode etik karena telah mencoreng nama baik institusi kepolisian,” ucapnya.
Lebih lanjut, Muhammad Sapril Tamburaka menjelaskan hubungan terlarang antara oknum polisi yang bertugas di Polsek Moramo dan istrinya AS sudah berjalan selama 2 tahun.
“Mereka menjalin hubungan itu sudah 2 tahun. Nah menurut keterangan tetangga kos, mereka sudah tinggal selama 4 Bulan, mengakunya suami istri,” ujarnya.
Dirinya menduga, ada kekuatan besar di Polda Sultra yang melindungi OP sehingga kasus tersebut tidak di tindak lanjuti.
Sementara itu, Kepala Bidan Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kasus tersebut sudah lama. Kendati demikian, ia juga belum mengetahui perkembangan kasus tersebut.
“Nanti saya tanya ke Propam, soalnya bukan saya yang proses toh”, kata Ferry Walintukan melalui sambungan telepon genggamnya.
Ia juga mengaku bahwa pihaknya belum memperoleh informasi dari Bidang Propam terkait dengan perkembangan kasus tersebut.
“Saya tanya ke Kabid Propam itu susah sekali soalnya. Bukan kamu aja yang susah”, ungkapnya.
Penulis: Husain