PENAFAKTUAL.COM – Persatuan Pemuda Pemerhati Daerah (P3D) Konawe Utara (Konut) menyoroti aktivitas pertambangan PT Primastian Metal Pratama (PMP) di Kecamatan Lasolo Kepulauan. Pasalnya, perusahaan itu diduga menggarap kawasan hutan lindung tanpa dokumen Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH).
Ketua P3D Konut, Jefri, mengungkapkan bahwa PT PMP merupakan milik salah satu pengusaha perhotelan di Kota Kendari, yaitu Kingbert Benly.
“Dia (Kingbert Benly) salah satu pemilik dari PT PMP yang juga merupakan pengusaha perhotelan di Kota Kendari,” ungkapnya.
Berdasarkan daftar kepatuhan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Clear and Clean (CnC) Mineral Logam dan Batu Bara Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2019, Kingbert Benly memiliki tiga perusahaan yang bergerak di bidang logam dan batubara (pertambangan nikel) di Konut dan Konawe Selatan (Konsel).
“PT PMP berada di posisi ke-84 dari 241 perusahaan tambang dengan komposisi dua pemegang saham, yaitu Kingbert Benly dan Tommy Hermanto,” beber Jefri.
Aktivitas PT PMP ini merupakan pelanggaran serius yang harus mendapat perhatian dari aparat penegak hukum (APH) dan Dinas Kehutanan Provinsi Sultra.
“Ini pelanggaran berat, apakah bisa penambangan di legalkan dalam kawasan hutan tanpa PPKH? Jika benar terjadi di PT PMP, maka sangat disayangkan lolos dari pantauan APH,” ucap Jefri.
Pihaknya juga menemukan adanya bukaan koridor di lahan celah antara PT PMP dan PT BSJ, yang semakin memperparah situasi.
“APH dan Instansi terkait harus segera bertindak. Pemilik perusahaan sudah jelas siapa, tinggal melayangkan surat panggilan dan melakukan pemeriksaan,” pungkas Jefri.(red)