Menu

Mode Gelap
Bupati Bombana Burhanuddin Lantik Sunandar A Rahim sebagai Pj Sekda Tujuh Kapolres di Sulawesi Tenggara Berganti Parah! Masyarakat Ungkap Dugaan Pungli ASDP Lagasa hingga Jutaan Rupiah Parah! Aktivitas Tambang PT Timah Diduga Cemari Laut di Kabaena Menebak Arah Kasus Supriyani

Hukrim · 26 Apr 2024 14:19 WITA ·

Ahli Sebut Pembangunan Bandar Udara Betoambari Tidak Layak


 Hasbullah Syam, Ahli Perencanaan Pengembangan Wilayah dari Universitas Halu Oleo yang dihadirkan JPU dalam sidang lanjutan dugaan tindak pidana korupsi pembangunan Bandar Udara kargo dan Pariwisata Kadatua Buton Selatan. Foto: Istimewa Perbesar

Hasbullah Syam, Ahli Perencanaan Pengembangan Wilayah dari Universitas Halu Oleo yang dihadirkan JPU dalam sidang lanjutan dugaan tindak pidana korupsi pembangunan Bandar Udara kargo dan Pariwisata Kadatua Buton Selatan. Foto: Istimewa

PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menghadirkan beberapa saksi ahli dalam sidang lanjutan dugaan tindak pidana korupsi pembangunan Bandar Udara kargo dan Pariwisata Kadatua Busel pada Dinas Perhubungan yang digelar di Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor Kelas IA Kendari.

Terlihat sidang lanjutan perkara tipikor itu dipimpin langsung Hakim Ketua Arya Putra Negara, Hakim Anggota Rutabuz A dan Wahyu Bintoro.

Salah satu saksi ahli yang dihadirkan JPU, saksi ahli Perencanaan Pengembangan Wilayah asal Universitas Halu Oloe (UHO), Hasbullah Syam.

Dalam keterangannya, usai mengikuti sidang, Hasbullah Syam mengatakan bahwa ia telah memaparkan pendapatnya mengenai proses pembangunan Bandar Udara Kargo dan Pariwisata Kabupaten Buton Selatan.

Menurutnya, apa yang menjadi rangkuman pendapatnya dihadapan majelis hakim dan JPU sudah sesuai daripada subtansi kehadirannya dalam dimintai keterangan.

Secara umum, ia menyebut pendapatnya itu berdasarkan apa yang sudah dipelajari dengan duduk perkara yang sedang berjalan dipersidangan.

“Saya kan melihat dari sisi ilmu dan baca dokumen, dengan mengaitkan hal ini (perkara) bahwa pembangunan bandar udara tersebut tidak layak pakai,” ungkapnya.

“Pada dasarnya Bandara Udara itu tidak layak digunakan, karena ada beberapa faktor yang tidak memenuhi persyaratan,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, ia menerangkan, secara umum dalam pembuatan dokumen perencanaan suatu pembangunan, peneliti yang melihat tubuh dokumen tersebut pasti berbeda-beda, tetapi metode yang digunakan pasti tidak beda jauh dari hasil yang ingin dicapai.

Kendati demikian ia mengakui, ada beberapa dokumen yang ia lewatkan untuk membaca secara utuh, dan itu telah diperlihatkan penasihat hukum terdakwa, bahwa semua sudah melalui proses.

“Itulah faktor terakhir, yang dikatakan tidak layak. Tapi kan sudah dijustifikasi tadi, ada beberapa dokumen memang yang saya tidak baca, dan dokumen itu diperlihatkan, lintas sektor sampai dengan pengisian itu, saya pikir nanti akan menjadi bahan pertimbangan majelis dan JPU,” tutupnya.

Sementara itu, Andri Darmawan Kuasa Hukum terdakwa A menjelaskan bahwa kasus tersebut terkesan dipaksakan untuk menjerat kliennya. Pasalnya, kliennya masih melakukan studi kelayakan soal pembangunan Bandar Udara tersebut sehingga belum bisa dikatakan tidak layak.

“Saksi ahli yang dihadirkan JPU Kejari Buton tidak sesuai dengan kapasitas keilmuannya. Kemudian ketika ditanya apa yang menjadi dasar sehingga dikatakan tidak layak pakai yang bersangkutan tidak menjawab,” tandasnya.(hus)

Artikel ini telah dibaca 108 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Polres Bombana Amankan PNS yang Diduga Terlibat Narkotika

23 Maret 2025 - 21:55 WITA

Raimel Jesaja: Reformasi Hukum untuk Keadilan dan Transparansi

23 Maret 2025 - 13:11 WITA

Abaikan Edaran Wali Kota, Tokoh Miras di Kendari Tetap Jualan Selama Ramadhan

22 Maret 2025 - 15:28 WITA

Tragis, Warga Morome Konawe Selatan Tewas Dililit Ular Piton

22 Maret 2025 - 13:54 WITA

Gerak Cepat Polres Muna Tangkap Pelaku Penganiayaan di Butung-butung

21 Maret 2025 - 13:10 WITA

PT KKU Apresiasi Penindakan Penambangan Ilegal, Desak Pengusutan Tuntas

20 Maret 2025 - 22:59 WITA

Trending di Edukasi