PENAFAKTUAL.COM, JAKARTA – Penghinaan suku melalui media sosial di Sulawesi Tenggara kerap kali terjadi. Termasuk belakangan terakhir ini, sosial media platform Facebook kembali heboh karena adanya dugaan pelecehan pada suku Muna oleh akun Aldi Aldi di grup Rumpun Ombonowulu.
Hal inipun menimbulkan reaksi keras dari sejumlah massa suku Muna di Kota Kendari. Hingga menyebabkan sejumlah massa yang dipimpin Hendrawan Sumus Gia melakukan aksi, unjuk rasa di Mapolda Sulawesi Tenggara meminta kepolisian segera mengusut dan menangkap pemilik akun yang mencoreng salah satu suku asli Sultra tersebut.
Ketua DPP KNPI, La Ode Umar Bonte, juga mengaku mengecam keras perilaku tidak bermoral melalui di sosial media tersebut. Kata UB, penghinaan terhadap suku di Sultra sarat bermuatan politis, karena sudah beberapa kali terjadi, bukan hanya suku Muna, suku Tolaki dan lainnya pun juga terjadi di Daerah yang menjunjung adat istiadat ini.
“Saya sangat yakin, ini dimanfaatkan untuk muatan politis. Mereka ingin membangkitkan kemarahan suku tertentu untuk mengadu domba. Ini sangat merendahkan suku Muna. Tidak boleh dibiarkan,” kata Umar Bonte, Jumat (09/06/2023).
Pihak kepolisian kata mantan anggota DPRD Kota Kendari ini, harus segera menindak tegas pelaku penghinaan suku ini. Termasuk aktor intelektual dibalik perilaku tersebut juga harus dicari dan ditangkap. Sebab hal seperti ini sudah sering terjadi di momen mendekati tahun politik.
“Kita menghadapi pemilihan gubernur, pelecehan terhadap suku sudah sering menjadi tunggangan politik. Kapolda Sultra harus segera menangkap pelaku seperti ini, tindak tegas,” pinta UB.
Sebelumnya medsos Aldi Aldi di menulis, “Berdasarkan penelitian Asal usul masyarakat muna berawal dari para bud@k yang di penjarakan oleh bangsawan kerajaan di masa lampau”. Sembari melampirkan foto patung setengah tubuh manusia yang berjajar dan diberi rantai besi di leher patung.
Gambar dan foto tersebut diduga merupakan monumen seni patung di Sansibar Negara Tanzania, Afrika, yang diberi nama Memory For the Slaves untuk mengenang kisah perbudakan di masa lampau di benua Afrika.
Penyebutan asal usul masyarakat Muna berawal dari perbudakan menurut mantan politikus PDIP ini sangat merendahkan suku. Sebab menurut sejarah, kata dia kerajaan Muna tidak pernah dijajah oleh Belanda pada masa penjajahan di Nusantara. Karena itu, penyataan-pernyataan di sosial media yang tidak berlandaskan intelektual dan akademis, harus ditindak hukum.
“Kami sangat sedih, ini sudah melampaui batas. Penghinaan suku itu terlalu biadab dan sangat menjijikkan. Saya sangat sedih bahkan saya sampai meneteskan airmata saat membaca tulisan itu. Sangat sedih betul. Karna itu Kapolda harus segera tangkap, kami orang Muna bukan budak, justru dalam sejarah kamilah yg membuktikan kalau orang Muna selalu tangguh dan intelek,” tutupnya.
TIM