PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) belanja jasa konsultasi penyusunan studi kelayakan Bandar Udara Kargo, dan Pariwisata di Kecamatan Kadatua, Buton Selatan (Busel), Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi perhatian serius Kepala Kejaksaan Negeri (Kaajari) Buton, Ledrik Viktor Mesak Takaendengan.
Tak tanggung-tanggung, ia bahkan rela melepas jabatan jika perkara Tipikor yang melibatkan mantan Bupati Busel La Ode Arusani, Direktur PT Tajwa Jaganata Endang Siwi Handayani, serta beberapa terdakwa lainnya itu bebas di pengadilan.
Kajari Ledrik mengaku mempertaruhkan nama baik keluarga dan jabatannya sebagai Kajari Buton dalam menangani kasus ini.
“Kalau dia menang lawan saya, saya berhenti dari kejaksaan. Catat itu! Jadi saya mempertaruhkan jabatan saya dan kedinasan saya untuk perkara ini”, tegas Ledrik Viktor Mesak Takaendengan saat menghadiri sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Negeri (PN) Kendari, Jumat, 17 Mei 2024.
Pernyataan Ledrik tersebut, tidak lepas dalam menyikapi komentar Kuasa Hukum terdakwa Direktur PT Tajwa Jaganata, Andre Dermawan.
Dimana, Andre Dermawan menyebut banyak kejanggalan dalam penetapan tersangka, hingga adanya perbedaan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kliennya yang terungkap di persidangan.
Bahkan, pengakuan kliennya, ia ditekan serta diancam oleh penyidik Kejari Buton pada saat diperiksa atau di BAP sebagai saksi untuk tersangka Bupati Busel, La Ode Arusani dan tersangka lainnya.
Ledrik kemudian menegaskan, Kejari Buton memiliki alat bukti kuat menjerat terdakwa Endang. Jangan sampai justru terdakwa yang merekayasa jawaban saat dipersidangan. Sebab ketika ditanya oleh Majelis Hakim, terdakwa Endang seperti kebingungan.
“Kita harus menjaga marwah pengadilan, jangan ngoceh sebelum ada hasil. Setelah tuntutan kita kan lihat hasilnya, teman-teman bisa tulis, nanti ada pembelaan hasilnya ada tulis. Nah sekarang masih pemeriksaan saksi, udah komentar-komentar, yang rugi kan kliennya,” tukasnya.(hus)