PENAFAKTUAL.COM – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Kendari baru-baru ini memberikan asimilasi kepada dua orang warga binaannya, yaitu Andi Ardiansyah dan Agus. Asimilasi ini bertujuan untuk membaurkan warga binaan ke dalam kehidupan masyarakat dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat dengan baik.
Kepala Rutan Kelas II A Kendari, Rikie Noviandi Umbaran, menjelaskan bahwa asimilasi telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Permenkumham) Nomor 3 Tahun 2018 yang telah diubah menjadi Permenkumham Nomor 7 Tahun 2022.
“Asimilasi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti asimilasi di dalam lingkungan lapas atau rutan, lapas terbuka, asimilasi kerja sosial di dalam lapas atau rutan, asimilasi kerja sosial di luar lapas atau rutan, dan asimilasi pihak ketiga,” ungkapnya, Selasa, 27 Mei 2025.
Tujuan dari asimilasi, kata dia, adalah untuk membantu warga binaan mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru yang berguna bagi kehidupan di masyarakat, mengurangi tingkat re-kriminalitas setelah warga binaan dibebaskan, serta membantu mereka beradaptasi dengan kehidupan di masyarakat setelah dibebaskan.
Warga binaan yang mendapatkan asimilasi harus memenuhi syarat, seperti tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu tertentu, aktif mengikuti program pembinaan dengan baik dan tekun, serta telah menjalani sebagian masa pidanya.
“Biasanya 1/2 atau 2/3 masa pidanya dan memenuhi persyaratan lain tergantung jenis asimilasinya, misalnya surat keterangan dari kejaksaan atau pihak terkait lainnya. Contohnya, asimilasi kerja pada pihak ketiga, statusnya warga binaan kami itu bekerja pada pihak perusahaan yang memiliki perjanjian kerjasam antara Rutan kelas II A Kendari dan pihak perusahaan dalam hal ini PT Vimi Kembar Grup,” jelasnya.
Selain itu, syarat lain pemberian asimilasi kepada warga binaan adalah adanya petikan putusan yang sudah inkrah dari pengadilan negeri, eksekusi, surat pernyataan dari pihak keluarga sebagai penjamin, dan telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai putusan pengadilan.
“Jadi asimilasi ini diberikan kepada warga binaan yang memenuhi syarat tersebut,” tutupnya.(red)