PENAFAKTUAL.COM, BOMBANA – Dalam rangka melaksanakan fungsi Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga sebagai upaya pencegahan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di wilayah kerjanya, UPTD Puskesmas Kabaena Timur menggelar rapat koordinasi dan sosialisasi Pedoman Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) kepada kemitraan bidan dan dukun di Aula Kantor Kecamatan Kabaena Timur, Kabupaten Bombana, Kamis, 2 mei 2024.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Camat Kabaena Timur, Danramil, Kapolsek Kabaena Timur, Lurah dan Kepala Desa se-Kecamatan Kabaena Timur, Kepala KUA Kabaena Timur, Kepala SMP dan SMA, Ketua PKK Kecamatan dan Desa, dan dukun bersalin se-Kecamatan Kabaena Timur.
Kepala UPTD Puskesmas Kabaena Timur, Hernawati, mengatakan bahwa sasaran kegiatan ini adalah tokoh masyarakat dan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kabaena Timur.
Hernawati menjelaskan bahwa P4K adalah program pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarga tentang kehamilan berisiko, bahaya kehamilan, ajakan pada ibu, suami, dan keluarga untuk merencanakan persalinan.
Tujuan P4K ini antara lain adalah agar suami, keluarga dan masyarakat paham tentang bahaya persalinan, adanya rencana persalinan yang aman, adanya rencana kontrasepsi yang akan di pakai, adanya dukungan masyarakat, tokoh masyarakat, kader, dukung untuk ikut KB pasca persalinan, adanya dukungan sukarela dalam persiapan biaya, transportasi, donor darah, memantapkan kerja sama antara bidan, dukun bayi dan kader.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana Fatmiati Rinambo, mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi sekaligus rapat koordinasi ini sangat penting untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil oleh bidan terutama untuk mencegah terjadinya resiko tinggi kematian ibu dan bayi.
“Jadi kami telah selesai melakukan sosialisasi dan rakor terkait P4K ke seluruh desa wilayah kerja Puskesmas Kabaena Timur. Sosialisi ini menjadi penting mengingat angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bombana tiap tahunnya menurun. Untuk kematian ibu tahun 2022 6 orang dan untuk tahun 2023 sebanyak 3 orang,” terang Fatmiati Rinambo baru-baru ini.
Ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar tidak boleh lagi ada persalinan di rumah dukun, dukun hanya bisa bekerja sama dengan bidan. Selain itu, ia mengimbau kepada ibu hamil agar rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan sehingga bisa dipastikan untuk melahirkan di puskesmas.
“Silahkan ibu-ibu hamil ke Puskesmas terdekat untuk melakukan USG yang mempunyai dokter spesialis kandungan dan peralatan yang lengkap. Kalau kunjungan pemeriksaan ibu hamil itu minimal 6 kali selama kehamilannya 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada triwulan pertama dan triwulan terakhir,” jelas Fatmiati
Ia juga berharap dengan adanya kegiatan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) tidak ada lagi kasus kematian ibu hamil dan ibu melahirkan di Kabupaten Bombana dan semakin meningkatnya persalinan di fasilitas kesehatan melalui kegiatan kemitraan bidan dan dukun.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini tahun 2024 tidak ada lagi kematian ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas tidak ada”, harapnya.(fan/hus)