PENAFAKTUAL.COM, MUNA – Ratusan siswa SMKN 2 Muna atau biasa dikenal dengan STM Raha menggelar aksi unjuk rasa di halaman sekolah, Jumat, 27 Januari 2023.
Aksi tersebut terkait dengan anggaran ekstrakurikuler dan praktik kejuruan yang dinilai tidak transparan sehingga berujung pada tidak dilaksanakannya kegiatan praktikum bagi siswa-siswi dan tidak maksimalnya dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
Ketua OSIS SMKN 2 Muna, Hasdal Simpa selaku koordinator aksi mengatakan bahwa saat ini siswa kelas XII sedang menghadapi Ujian Kompetensi Kejuruan (UKK) yang akan dilaksanakan pada bulan Februari mendatang namun hingga saat ini sama sekali belum ada persiapan. Para siswa hanya diajarkan secara teori tapi belum diberikan praktikum karena alasan belum ada anggaran.
“Kami inginkan tranparansi, karena dari jauh hari seharusnya dana praktik itu sudah dipersiapkan. Karena UKK kan sudah dekat. Masa sudah berapa Minggu kita masuk belum pernah kita praktik. Kita hanya dapat teori terus tidak ada persiapan untuk praktik padahal ini sudah menghadapi UKK”, kata Hasdal Simpa.
Selain mempersoalkan dana praktik, siswa Jurusan Teknik Instalasi Tenang Listrik itu juga menyoroti minimnya fasilitas olahraga di sekolah besar sekelas SMKN 2 Muna.
Kemudian, ia juga menyayangkan sikap kepala SMKN 2 Muna yang selama ini tidak pernah memberikan dukungan terhadap kegiatan ekstrakurikuler.
“Seharusnya kegiatan ekstrakulikuler juga harus didukung, jangan hanya masalah akademik yang diutamakan”, kesalnya.
Mereka juga mempertanyakan pemakaian fasilitas sekolah yang seharusnya menjadi bahan praktik bagi siswa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
Selain itu, salah satu sumber yang minta agar identitasnya tidak disebutkan mengatakan bahwa Kepala SMKN 2 Muna diduga telah melakukan pemotongan terhadap gaji guru honorer.
Menurut sumber, para guru honorer menerima gaji tidak sesuai dengan yang ditandatangani dalam slip gaji dengan besaran yang diterima.
“Yang ditandatangani dalam bukti penerimaan Rp1 juta, tapi yang diterima hanya Rp500 ribu”, kata Sumber.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Muna Mardia Bua Sirua saat dikonfirmasi mengatakan bahwa tudingan dari sejumlah siswa itu tidak benar melainkan hanya miskomunikasi.
“Sebenarnya tidak ada apa-apa pak, hanya itu anak-anak miskomunikasi yang tidak terhubung dengan baik. Selesai mi, tidak ada lagi permasalahannya”, terang Mardia Bua Sirua melalui sambungan telepon genggamnya.
Ia menjelaskan bahwa saat merupakan awal tahun sehingga anggaran atau dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum keluar.
“Makanya itu anak-anak tidak mengerti, karena sekarang ini kan tahun ajaran baru. Dan dana itu belum keluar. Itu dana tetap ada, in sya Allah dan tidak ada masalah”, jelasnya.
“Sebenarnya 2 Minggu lalu saya sudah sampaikan kepada bendahara untuk pinjam uang di koperasi tapi dia tidak dapat. Karena ini anak-anak yang mau praktik, dan juga sudah mendekati ujian praktik”, tambahnya.
Lebih lanjut, Mantan Kepala SMKN 3 Raha itu juga membantah jika telah melakukan pemotongan gaji guru honorer. Menurutnya, tidak ada sama sekali pemotongan gaji guru honorer melainkan sisa gaji honorer itu diberikan kepada guru honorer yang tidak terdaftar dalam dapodik.
“Guru-guru honorer yang masuk dalam daftar honor itu hanya guru yang terdaftar dalam dapodik. Sementara ada empat orang guru yang tidak masuk dalam dapodik. Tapi kan itu mereka sudah tau, jadi yang sisanya itu diberikan sama guru yang tidak masuk dalam dapodik”, terangnya.
Penulis: Roki