PENAFAKTUAL.COM, KONSEL – PT Marketindo Selaras (MS) yang berada di Desa Lamooso, Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) kembali terlibat konflik dengan masyarakat.
Pasalnya, PT MS Diduga melakukan penyerobotan lahan, bahkan dengan menggunakan sekolompok preman.
Hal tersebut diungkapkan salah satu warga, Sugi yang lahannya diduga diserobot oleh PT MS.
“Jadi dari jam 7 pagi tadi, mereka menyerobot lahan masyarakat, bahkan mereka menggunakan preman, jadi masyarakat tidak berdaya, kami bingung mau mengadu sama siapa, Polsek dan Pemda belum ada tindakan,” ungkap Sugi kepada media ini, Sabtu, 18 Januari 2025.
Kata dia, PT MS diduga telah melakukan penyerobotan lahan pada 8 Desa di Kecamatan Angata Konawe Selatan.
“Meliputi 8 Deda di Kecamatan Angata, diantaranya Motaha, Lamoen, Puusanggula, Puao, Sandey Sandarai Jaya dan Puuroe,” tambahnya.
Sugi mengungkapkan bahwa masyarakat telah lama berkebun di lahan tersebut, bahkan sudah turun temurun.
“Sudah sejak lama, bahkan turun temurun, kita olah kebun di sana,” katanya.
Sugi mengakui bahwa memang sebelumnya ada perusahaan di lokasi tersebut yaitu PT Sumber Madu Bukhari, namun perusahaan tersebut telah dinyatakan pailit.
“Kemudian pasca itu dan seringnya terjadi konflik antara masyarakat dan PT Marketindo Selaras, kemudian di mediasi oleh Pemda Konsel, dan kami masyarakat yang diakui sebagai pemilik lahan,” bebernya.
Mengenai persoalan ini, ia meminta kepada pihak berwenang untuk memberikan tindakan tegas terhadap PT MS.
“Kita minta tindakan tegas terhadap PT Marketindo Selaras, pihak berwenang jangan biarkan konflik ini berlarut-larut, apalagi perusahaan telah menggunakan sekelompok preman untuk mengambil paksa lahan kami,” pungkasnya.
Sementara itu Humas PT Marketindo Selaras, Sartin saat dikonfirmasi membantah hal tersebut.
“Tidak benar, sudah dari dua tahun lalu diminta kosongkan, dan masyarakat yang mengklaim lahan perusahaan itu masyarakat dari luar, bukan dari Angata,” katanya saat dihubungi via telepon.
Ia juga menyebutkan bahwa sebelum pailit PT Sumber Madu Bukhari, diakuisisi oleh PT Bina Muda Perkasa dan berganti nama menjadi PT Marketindo Selaras.
“Sudah dibebaskan lahan sejak masih PT Sumber Madu Bukhari,” tambahnya.
Sartin juga membantah jika telah menggunakan preman dalam persoalan tersebut.
“Bukan preman tapi karyawan,” pungkasnya.
Sementara itu Kapolsek Angata Ipda Andi Asrudin Muchtar Pombili mengatakan bahwa yang terlibat konflik itu antara masyarakat dan karyawan PT Marketindo Selaras.
“Untuk saat ini sudah aman dan kondusif, tetapi masih ada beberapa warga yang melakukan aktivitas didalam, dan pihak perusahaan sudah menghentikan sementara aktivitas penggusuran,” jelasnya.(hsn)