Menu

Mode Gelap
Ridwan Bae: PT SCM dan Perkebunan Sawit Penyebab Banjir di Jalur Trans Sulawesi Korban Tenggelam di Pantai Nambo Ditemukan Meninggal Dunia Pembentukan Kaswara: Langkah Awal Kolaborasi Alumni SMP Waara Bupati Bombana Burhanuddin Lantik Sunandar A Rahim sebagai Pj Sekda Tujuh Kapolres di Sulawesi Tenggara Berganti

Daerah · 14 Feb 2025 14:48 WITA ·

MUI Sultra Gelar FGD Bahas Problematika Khilafah dalam Bingkai NKRI


 Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar acara FGD tema Problematika Khilafah dalam Bingkai NKRI. Foto: Istimewa  Perbesar

Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar acara FGD tema Problematika Khilafah dalam Bingkai NKRI. Foto: Istimewa

PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar acara Forum Group Discussion (FGD).

Acara ini berlangsung di kantor TVRI Sultra pada Jumat, 14 Februari 2025 pagi. Sejumlah tokoh Agama dan Akademisi juga turut hadir sebagai peserta dalam acara FGD tersebut.

FGD tersebut mengangkat tema “Problematika Khilafah dalam Bingkai NKRI”.

Pemateri dalam FGD ini dengan menghadirkan tokoh agama yakni Ken Setiawan yang merupakan pendiri NII Crisis Center.

Acara FGD ini diselenggarakan bertujuan untuk memperkuat nilai Pancasila ditengah ancaman pemahaman Khilafah yang dinilai berpotensi memecah belah kesatuan NRKI.

Ken Setiawan mengatakan, masyarakat harus kritis terhadap fenomena ancaman yang ada dalam kehidupan sehari-hari terutama masalah pemahaman Khilafah.

“Tantangan kita saat ini harus benar-benar mampu menjaga Pancasila terhadap ancaman Khilafah yang mencoba untuk memaksakan diri mendirikan sebuah negara di Indonesia. Ini tentu rawan dan akan jadi pemicu perpecahan NKRI,” kata Ken kepada awak media.

Ken mengungkapkan, Khilafah sangat antk terhadap Pancasila. Banyak hal yang dianggap bertentangan terhadap Pemerintah. Sehingga, mereka mencoba lakukan kampanye melalui kegiatan-kegiatan enterpreuner dan pelatihan.

“Yang pada nantinya melalui kegiatan tersebut mereka menyusupkan pemahaman-pemahaman itu kepada masyarakat. Masuknga seperti virus, jadi memang ini sangat berbahaya karena mereka menanamkan kebencian terhadap Pancasila,” ungkapnya.

“Kemudian, jika mereka sudah menanamkan kebencian maka itu akan menjadi pintu gerbang orang akan bisa radikal dan pada aksi-aksi terorisme,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Muhammad Saleh juga menyatakan hal yang sama untuk menjaga dan merawat nilai Pancasila dari pemahaman radikalisme.

Menurutnya, Pancasila sebagai ideologi bangsa harus tetap diterapkan secara konsisten oleh setiap warga negara, mengingat bahwa dalam kenyataannya, nilai-nilai tersebut mulai tergerus oleh perkembangan zaman.

“Persoalan ini adalah tanggungjawab kita bersama dan seluruh elemen anak bangsa;” tegasnya.(hsn)

Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Jalan Lampareng 2 di Kendari Terkesan ‘Anak Tiri’, Warga Merasa Diabaikan

18 April 2025 - 22:33 WITA

DPRD Kendari Soroti Penjualan Minol Dekat Fasilitas Umum

18 April 2025 - 20:54 WITA

Pemuda Laea Tolak PT Bumi Silika Bombana, Lindungi Bukit Teletubbies

18 April 2025 - 15:45 WITA

Ridwan Bae: Prabowo Respon Cepat, Jalan di Konawe Utara Segera Diperbaiki

18 April 2025 - 15:26 WITA

WALHI Sultra Tolak Jetty Soropia: Proyek Elit yang Ancam Ekosistem

18 April 2025 - 15:14 WITA

Kades Absen dan Sering Abaikan Hirarki, Bupati Muna Barat Geram

18 April 2025 - 14:13 WITA

Trending di Daerah