PENAFAKTUAL.COM – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Serikat Nelayan Nahdatul Ulama (SNNU) akan memberikan pendampingan hukum kepada nelayan korban penembakan oknum personel Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Kami dari LBH SNNU akan mengawal kasus ini secara sukarela demi memperjuangkan keadilan untuk korban dan para nelayan di seluruh Indonesia,” ungkap Wakil Ketua LBH SNNU Mila Ayu Dewata Sari, Minggu, 26 November 2023.
Menurutnya, selama ini para nelayan berjasa sangat besar bagi negara. Akan tetapi tidak mendapatkan perlindungan hukum dan keadilan sosial.
“Seharusnya para nelayan itu dilindungi, bukan dikriminalisasi,” tegas Mila.
Pihaknya pun dengan tegas meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Dirpolairud dan Kapolda Sultra karena dianggap lalai dalam menjalankan tugas sebagai institusi penegak hukum.
“Kami meminta Kapolri dapat mengambil keputusan yang tegas sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap masyarakat dengan segera mencopot Dirpolairud dan Kapolda Sulawesi Tenggara,” tegas Mila.
Senada, Ketua Umum SNNU, Witjaksono juga mengecam tindakan penembakan 4 nelayan di Perairan Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Pasalnya pihaknya menilai, peristiwa tersebut murni tindakan kriminal yang harus diusut tuntas.
“Seringkali terjadi tindakan represif aparat ke nelayan dan masyarakat pesisir di indonesia.Ini bukti bahwa sistem sosial dan keadilan belum dirasakan masyarakat pesisir kita,” tuturnya.
“Karena itu bukti bahwa kesemena-menaan aparat masih terjadi di masyarakat. Kami minta Kapolri untuk tidak standar ganda dalam penanganan masalah kelautan atau kemaritiman, yaitu penerapan kontrol dan koordinasi menyeluruh dengan semua stakeholder di sekelilingnya,” tambah Witjaksono.
Ia mengakui dan tak menampik, kejadian tersebut turut membuatnya terpukul.
“Jujur kami sangat terpukul, warga kami meninggal ditembak polisi, mereka yang bekerja mencari nafkah yang makin berat di lautan, ditambah makin beratnya regulasi yang menggelutinya,” ucapnya.
Sebelumnya, empat nelayan asal Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, ditembak aparat saat akan melaut pada Jumat, 24 November 2023 dini hari.
Mereka adalah Maco (39), Putra (17), Ilham (17) alias Allu, dan Juswa alias Ucok (23), yang masing-masing mengalami satu tembakan di badan. Maco diketahui meninggal setelah terkena tembakan di dada, juga dengan sejumlah luka sayatan senjata tajam.**)