Menu

Mode Gelap
Dari Kebun ke Gerbang Masa Depan: Menghadapi Cemohan dan Mencapai Impian Ridwan Bae: PT SCM dan Perkebunan Sawit Penyebab Banjir di Jalur Trans Sulawesi Korban Tenggelam di Pantai Nambo Ditemukan Meninggal Dunia Pembentukan Kaswara: Langkah Awal Kolaborasi Alumni SMP Waara Bupati Bombana Burhanuddin Lantik Sunandar A Rahim sebagai Pj Sekda

News · 27 Nov 2023 11:25 WITA ·

LBH SNNU Siap Dampingi Nelayan Korban Penembakan Oknum Aparat di Laonti


 Witjaksono, Ketua Umum SNNU. Foto: Istimewa Perbesar

Witjaksono, Ketua Umum SNNU. Foto: Istimewa

PENAFAKTUAL.COM – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Serikat Nelayan Nahdatul Ulama (SNNU) akan memberikan pendampingan hukum kepada nelayan korban penembakan oknum personel Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Kami dari LBH SNNU akan mengawal kasus ini secara sukarela demi memperjuangkan keadilan untuk korban dan para nelayan di seluruh Indonesia,” ungkap Wakil Ketua LBH SNNU Mila Ayu Dewata Sari, Minggu, 26 November 2023.

Menurutnya, selama ini para nelayan berjasa sangat besar bagi negara. Akan tetapi tidak mendapatkan perlindungan hukum dan keadilan sosial.

“Seharusnya para nelayan itu dilindungi, bukan dikriminalisasi,” tegas Mila.

Pihaknya pun dengan tegas meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Dirpolairud dan Kapolda Sultra karena dianggap lalai dalam menjalankan tugas sebagai institusi penegak hukum.

“Kami meminta Kapolri dapat mengambil keputusan yang tegas sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap masyarakat dengan segera mencopot Dirpolairud dan Kapolda Sulawesi Tenggara,” tegas Mila.

Senada, Ketua Umum SNNU, Witjaksono juga mengecam tindakan penembakan 4 nelayan di Perairan Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Pasalnya pihaknya menilai, peristiwa tersebut murni tindakan kriminal yang harus diusut tuntas.

“Seringkali terjadi tindakan represif aparat ke nelayan dan masyarakat pesisir di indonesia.Ini bukti bahwa sistem sosial dan keadilan belum dirasakan masyarakat pesisir kita,” tuturnya.

“Karena itu bukti bahwa kesemena-menaan aparat masih terjadi di masyarakat. Kami minta Kapolri untuk tidak standar ganda dalam penanganan masalah kelautan atau kemaritiman, yaitu penerapan kontrol dan koordinasi menyeluruh dengan semua stakeholder di sekelilingnya,” tambah Witjaksono.

Ia mengakui dan tak menampik, kejadian tersebut turut membuatnya terpukul.

“Jujur kami sangat terpukul, warga kami meninggal ditembak polisi, mereka yang bekerja mencari nafkah yang makin berat di lautan, ditambah makin beratnya regulasi yang menggelutinya,” ucapnya.

Sebelumnya, empat nelayan asal Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, ditembak aparat saat akan melaut pada Jumat, 24 November 2023 dini hari.

Mereka adalah Maco (39), Putra (17), Ilham (17) alias Allu, dan Juswa alias Ucok (23), yang masing-masing mengalami satu tembakan di badan. Maco diketahui meninggal setelah terkena tembakan di dada, juga dengan sejumlah luka sayatan senjata tajam.**)

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Semangat Kebangkitan Nasional Menggema di Kanwil Kemenag Sultra

20 Mei 2025 - 15:45 WITA

MTF Kendari Diduga Lalai, BPKB Debitur Disandera Meski Cicilan Sudah Lunas Sejak 2021

15 Mei 2025 - 22:52 WITA

Polres Muna Tangkap Seorang Pelajar Perempuan dengan Shabu 20,07 Gram

15 Mei 2025 - 13:04 WITA

Kapal Tugboat FIVE STAR 01 Terbakar di Pelabuhan Morosi

12 Mei 2025 - 21:13 WITA

Forum Internasional Soroti Dampak Nikel di Kabaena, Satya Bumi Minta Tanggung Jawab

10 Mei 2025 - 16:02 WITA

Mutasi Jabatan di Polres Muna, Kapolsek KP3 Raha Berganti

9 Mei 2025 - 15:00 WITA

Trending di News