KONAWE UTARA – Persatuan Pemuda Pemerhati Daerah (P3D) Konawe Utara (Konut) kembali mengungkap dugaan penambangan ilegal atau ilegal mining di lahan koridor. Kali ini di lahan koridor atau celah IUP PT Apolo, PT Roshini, dan PT KKA. P3D Konut menduga ada bukaan seluas 5,5 Hektar Are (HA).
Ketua Umum P3D Konut, Jefri, menyebutkan ada aktor besar dalam dugaan praktik penambangan ilegal di Desa Waturambaha, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konut.
“Ada istilah yang berkembang di lapangan itu ada namanya tambang koridor kemudian ada Spanyol. Spanyol itu istilahnya separuh nyolong. Kemudian ada pelakor juga penambang di lokasi orang ini yang ilegal,” kata Jefri, Minggu, 6 Juli 2025.
Menurut Jefri, dugaan kegiatan tersebut berada pada koordinat 03_23_14_98 S 122 21_ 24.80 dengan luasan bukaan sekitar 5,5 HA.
“Di antara lahan celah PT Rosini Indonesia dan PT Apollo Nickel Indonesia dan koordinat 03_23_26* 28 S 122 20 55* 40 E antara lahan celah PT Apollo dan PT KKA seluas 3,6 ha sehingga ini patut diinvestigasi secara menyeluruh siapa aktor di balik bukaan luasan koridor tersebut,” ungkap Jefri.
Jefri menambahkan bahwa bukan hanya itu, dugaan bukaan baru juga pada tahun ini terdapat antara lahan celah PT Apollo dan PT KKA dengan luas 3,3 HA, sehingga menambah deretan penambangan di luar IUP untuk diinvestigasi.
“Dari lahan koridor tersebut juga berada pada lokasi kawasan hutan yang dilindungi negara dan tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan sehingga jika kita mengacu pada ketetapan undang-undang ada pasal 158 UU minerba dan UU kehutanan yang jelas sangat dilanggar,” bebernya.
Jefri juga menambahkan bahwa jika dilihat dari trasenya, kemungkinan dugaan kegiatan tersebut diketahui oleh PT Rosini Indonesia, PT Apollo, maupun PT KKA karena jalan menuju ke lokasi tersebut berada pada tiga IUP ini.
Dengan hasil investigasi ini, P3D Konut mendesak aparat penegak hukum (APH) dalam hal ini Gakkum wilayah Sulawesi, Polres Konut, dan Polda Sultra untuk melakukan sidak lapangan dan melakukan investigasi penuh terhadap temuan P3D Konut.
Hingga berita ini ditayangkan, awak media masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak yang terkait.(red)












