Menu

Mode Gelap
Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik Seorang Alumni Kingdom Academy Kendari Mengaku Kerap Dicabuli Ketua Yayasan

Nasional · 6 Sep 2024 19:13 WITA ·

Badai PHK, Legislator: Alih-alih Indonesia Emas, Jadinya Indonesia Cemas


 Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Foto: dpr.go.id Perbesar

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Foto: dpr.go.id

PENAFAKTUAL.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta Pemerintah untuk segera mengatasi masalah badai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di Indonesia. Ia mengingatkan Pemerintah agar bergerak cepat mencari solusi karena angka pekerja yang di-PHK terus meningkat.

“Pemerintah jangan tenang-tenang saja, seolah tidak ada masalah. Salah satu faktor yang menyebabkan tumbangnya  industri tekstil dan garmen dalam negeri adalah tidak kuat bersaing dengan barang impor China. Impor barang dari China harus diawasi dan diperketat,” ujar Netty dalam keterangannya pada Parlementaria, Kamis, 5 September 2024.

Seperti diketahui, industri tekstil, garmen dan alas kaki merupakan sektor yang paling banyak melakukan PHK. Selain alasan tidak kuat bersaing dengan produk impor China, juga karena kurangnya permintaan  yang menyebabkan merosotnya produksi dalam tiga tahun terakhir.

Untuk itu, Netty menilai Pemerintah harus melakukan pembenahan regulasi mengingat produsen dari China bisa menjual produk dengan harga yang lebih murah lantaran adanya subsidi dan kemudahan aturan dari pemerintah negara mereka.

“Artinya ada regulasi  yang menguntungkan (dari pemerintah China).  Selain itu, patut ditengarai adanya praktik jual dan impor ilegal yang masuk ke Indonesia. Kita harus cek bagaimana regulasi di  Indonesia,” ujar Legislator Dapil Jawa Barat VIII ini.

Netty pun meminta Pemerintah agar menyelidiki pengawasan produk impor serta memberantas praktik jual impor ilegal. “Jika kondisi ini dibiarkan, tentunya akan semakin  banyak industri dalam negeri yang tumbang dan mem-PHK karyawannya,” kata Netty.

Netty menyebut, pembiaran terhadap masalah badai PHK juga akan berdampak pada masa depan bangsa, karena tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat. “Banyaknya PHK akan melahirkan generasi cemas, alih-alih generasi emas,” tukasnya.

Oleh  sebab itu, Netty meminta Pemerintah membuat kebijakan yang mendorong dan mendukung perusahaan agar dapat menjalankan usahanya lebih sehat.

“Program job fair memang menarik antusias masyarakat, tapi tidak menyelesaikan masalah industri yang tumbang dan gulung tikar. Pemerintah harus fokus mengatasi masalah pada upaya perbaikan dan penyehatan perusahaan,” sambung Netty.

Berdasarkan laman satu data Kemenaker, badai PHK mulai terlihat sejak tahun lalu di mana pada periode Januari-November 2023 terdapat 57.923 orang tenaga kerja yang terkena PHK. PHK paling banyak terjadi di Jawa Tengah.

Posisi kedua diikuti oleh DKI Jakarta, dan posisi ketiga Provinsi Banten. Khusus PHK di DKI Jakarta didominasi sektor jasa seperti restoran dan kafe. Sedangkan badai PHK di Jateng paling banyak terjadi di sektor manufaktur, tekstil, garmen, dan alas kaki. (hsn)

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Ridwan Bae Ingin Lanjutkan Proyek Strategis di Sultra

2 Oktober 2024 - 11:46 WITA

Ruksamin Hadiri Undangan Makan Malam di Kantor Special Envoy Presiden Seychelles untuk ASEAN

29 September 2024 - 14:18 WITA

Ridwan Bae Minta Kemenhub Prioritaskan Dua Bandara di Sultra

25 September 2024 - 07:14 WITA

DPR RI: Perusahaan Harus Penuhi Hak Pekerja yang di PHK

6 September 2024 - 19:22 WITA

Kunjungan Paus Fransiskus, Cermin Kebesaran Bangsa dalam Menjaga Kerukunan Beragama

6 September 2024 - 16:52 WITA

Presiden Jokowi Tekankan Kolaborasi Global Hadapi Perubahan Iklim

6 September 2024 - 16:25 WITA

Trending di Nasional