Menu

Mode Gelap
Menebak Arah Kasus Supriyani Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik

Daerah · 8 Feb 2023 21:12 WITA ·

Atasi Stunnting, Pj Bupati Mubar Perintahkan Kepala Desa Cek Warganya Dor to Dor


 Pj Bupati Mubar Dr Bahri saat di wawancarai. Foto: Zulfikar Perbesar

Pj Bupati Mubar Dr Bahri saat di wawancarai. Foto: Zulfikar

PENAFAKTUAL.COM, MUNA BARAT – Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar) memerintahkan kepada seluruh Kepala Desa untuk mengecek warganya secara dor to dor. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dan mengatasi Stunting di wilayah pecahan Kabupaten Muna itu.

Sebab, berdasarkan data yang berbeda dari survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Muna Barat mencapai 31,7 persen artinya berada di atas rata-rata nasional dengan total 21,6 persen, dan data laporan stunting di Muna Barat yang disampaikan oleh kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan jumlah stunting di Muna Barat per Desember 2022 yaitu 150 orang.

Olehnya itu, Pj Bupati Mubar, Bahri mengatakan dalam konteks penanganan stunting ada dua data yaitu 31,7 persen berasal dari data potensi hasil SSGI yang ditetapkan oleh Kemenkes RI dengan ditentukan sampel dari provinsi yakni 10 Kartu Keluarga di 52 desa berarti 520 orang.

“Jadi ada dua data yang berbeda, data SSGI sifatnya potensi stunting, sehingga perlunya pengecekan,” ungkap Bahri, Rabu, 8 Februari 2023.

Dari dua data tersebut, Bahri memerintahkan kepala desa untuk melakukan tindakan pengecekan secara langsung dor to dor kepada masyarakat, terkait intervensi sensitif, misalnya keadaan rumah, jamban, sanitasi, dan sebagainya.

“Dari data potensi stunting itu, pemda akan melihat atau mengintervensi dari masa remaja, menikah, hamil, melahirkan, dan keadaan rumah ataupun sanitasi,”Tuturnya.

Kepala BKKBN Muna Barat, La Ode Andi Muna juga mengatakan, setelah validasi data stunting menurut puskesmas per Februari 2023 saat ini tersisa 63 orang.

“Data telah ini telah terkoordinasi antar kepala desa dan pihak kesehatan,” ungkapnya.

Maka fokus penanganan stunting ini, pemerintah daerah akan memberikan makanan tambahan gizi protein hewani maupun protein nabati dengan melaunching program Dapur Sehat Atasi Stunting sekaligus program bapak asuh stunting.

Untuk diketahui ada 63 kasus stunting yang tersebar di beberapa puskesmas yakni Puskesmas Lawa, Puskesmas Tiworo Selatan, dan Puskesmas Katobu terbanyak kasus stunting dengan jumlah 7 kasus, menyusul Puskesmas Maginti darat, Puskesmas Tikep, dan Puskesmas Tondasi sebanyak 6 kasus.

Sementara itu, di Puskesmas Kusambi 1 kasus, Puskesmas Marobea 1 kasus, Puskesmas Tiworo Tengah 4 kasus, Puskesmas Sidamangura 1 kasus, Puskesmas Kombikuno 3 kasus, Puskesmas Barangka 1 kasus, Puskesmas Bero 1 kasus, Puskesmas Maginti Pulau 2 kasus, Puskesmas Wuna 1, Puskemas Lailangga 1 kasus, serta Puskesmas Lawada 1 kasus.

Penulis: Zulfikar

Artikel ini telah dibaca 89 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Kapolda Sultra Terima Penghargaan dari Kementerian ATR/BPN Usai Bongkar Kasus Mafia Tanah

25 November 2024 - 13:58 WITA

La Ode Tariala Resmi Dilantik Sebagai Ketua DPRD Sultra

25 November 2024 - 13:34 WITA

286 WBP Rutan Raha Siap Salurkan Hak Suara di Pilkada 2024

25 November 2024 - 13:16 WITA

Muswil ke-II FIM PII Sultra Sukses Digelar, Para Insinyur Muda Diharap Jadi Pelopor Pembangunan

24 November 2024 - 20:32 WITA

Dituding Terima Upeti dari Perusahaan Tambang, Begini Penjelasan KUPP Lapuko

23 November 2024 - 20:23 WITA

PT Arsa Mega Pratama Nekat Beroperasi Meski Belum Punya Izin Lingkungan

22 November 2024 - 19:16 WITA

Trending di Daerah