PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Kurang lebih dua tahun lalu tepatnya tahun 2021 masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) khususnya Kabupaten Konawe Utara (Konut) mendapatkan angin segar terkait dengan informasi rencana pembangunan smelter PT Tiran Mineral.
Wacana pembangunan smelter itu tentunya membawa harapan besar bagi masyarakat akan terbukanya lapangan kerja dan terserapnya tenaga kerja sehingga diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran di Bumi Anoa.
Namun, sampai hari ini nampak belum ada progres terkait dengan janji pembangunan smelter yang akan dilakukan oleh perusahaan milik mantan Menteri Pertanian RI periode 2014-2019 itu.
Janji hanya tinggal janji, progres pembangunan smelter PT Tiran Mineral ini pun menuai pertanyaan dari sejumlah pihak salah satunya Persatuan Pemuda Pemerhati Daerah (P3D) Konut.
“Dari belasan perusahaan yang menjanjikan pembangunan smelter di Kabupaten Konawe Utara, salah satunya PT Tiran. Tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda atau pun progres yang jelas terkait dengan pembangunan smelter yang dijanjikan itu,” kata Ketua P3D Konut, Jefri kepada ini, Senin malam, 11 September 2023.
Ia pun menduga bahwa janji pembangunan smelter PT Tiran Mineral ini hanya isapan jempol belaka dan janji manis yang diberikan kepada masyarakat Sultra demi memuluskan aksi pengerukan ore nikel di Desa Waturambaha, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara.
Jefri meminta kepada PT Tiran Mineral jika betul-betul berniat akan membangun smelter maka perlu menyampaikan kepada publik sudah sejauh mana progres pembangunan smelter tersebut. Jangan sampai hanya memberikan harapan kepada masyarakat tapi tidak terlaksana sehingga berujung pada kekecewaan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap PT Tiran.
“Agar masyarakat tidak merasa kecewa dengan iming-iming smelter tersebut. Progresnya sudah seperti apa?, Ini harus diketahui publik, apakah sudah peletakan batu pertama atau bagaimana? Ini yang kita tidak tahu sudah sejauh mana, sudah sejak 2021 dijanjikan pembangunan smelter tapi sampai sekarang belum ada informasinya”, beber Jefri.
“Jangan alasan clearing tetapi kenyataannya di lapangan diduga asik menambang dan menjual ore nikel,” tukasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, Humas PT Tiran Group La Pili belum memberikan keterangan.