Menu

Mode Gelap
Pangkas Korupsi, Pengembangan INA Digital Akan Dipercepat Sosok La Ode Darwin dan Asa Baru untuk Rakyat Muna Barat Berpasangan di Pilgup Sultra, Berikut Profil Lukman Abunawas – La Ode Ida Dosen UHO dan Mahasiswa KKN Tematik Lakukan Pendampingan Optimalisasi Media Pembelajaran Interaktif kepada Guru SMPN 10 Kendari Hugua Beberkan Alasan Dampingi Andi Sumangerukka di Pilgub Sultra

Hukrim · 11 Apr 2023 17:17 WITA ·

Kikila Bersikukuh Bantah Dugaan Pengrusakan yang Dituduhkan Pemrov Sultra


 Kikila Adi Kusuma (tengah) bersama dua kasus hukumnya Zion N Tambunan dan Ikbar. Foto: Husain Perbesar

Kikila Adi Kusuma (tengah) bersama dua kasus hukumnya Zion N Tambunan dan Ikbar. Foto: Husain

PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Kikila Adi Kusuma tetap bersikukuh menolak atau membantah tuduhan atau sangkaan melakukan pengrusakan bangunan yang dimiliki Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sulawesi Tenggara (Sultra) di lahan Eks Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wuawua, Kota Kendari.

“Pak Kikila Adi Kusuma tetap menolak terhadap tuduhan atau sangkaan melakukan pengrusakan bangunan yang dimiliki Pemrov”, kata Zion N Tambunan, S.H.,M.H selaku kuasa hukum Kikila Adi Kusuma usai memberikan keterangan tambahan terhadap Laporan polisi oleh Pemprov Sultra tahun 2013 lalu terkait dugaan pengrusakan bangunan yang dimiliki Pemprov.

Menurut Zion N Tambunan, berdasarkan pengakuan kliennya bangunan tersebut bukan milik Pemrov tetapi barang yang sudah selesai digunakan oleh pengguna hak pakai berasaskan sertifikat hak pakai nomor 18 tahun 1981.

Oleh karena itu, ahli waris atau pemilik tanah mengambil kembali tanah yang sudah dipinjamkan kepada SPG untuk dikelola kembali sebagaimana mestinya sebagai pemilik yang sebenarnya.

“Artinya pemilik tanah ini adalah Almarhum Ambo Dalle yang dimana sudah diwariskan kepada anak-anaknya terutama kepada klien kami untuk dipergunakan”, terang Zion.

Lebih lanjut Zion mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan kepala SPG pertama Abdul Muin yang sudah dijelaskan dalam BAP bahwasanya tanah tersebut hanya dipinjam untuk dipergunakan membangun Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Ketika nanti bangunan SPG sudah selesai digunakan maka tanah tersebut bisa lagi dipakai atau difungsikan lagi oleh pemilik tanah.

Olehnya itu, ia berharap kepada Pemprov Sultra agar bersikap adil untuk menilai dan juga mengambil keputusan terhadap masyarakatnya agar bisa memenuhi rasa keadilan.

“Karena di satu sisi kita ini bercermin masalah hak kepemilikan siapa sebenarnya yang memiliki tanah. Sedangkan Pemprov Sultra tidak memiliki sertifikat hak milik tetapi hanya memiliki sertifikat hak pakai”, ungkapnya.

Zion juga menjelaskan bahwa berdasarkan Undangan-undang agraria ada batasan sertifikat hak pakai. Sementara sertifikasi hak pakai nomor 18 tahun 1981 adalah dipergunakan sepanjang penyelenggaraan pendidikan SPG.

“Sedangkan fakta fisik yang kita lihat di lapangan SPG yang diamanahkan dalam sertifikat hak pakai itu sudah tidak ada, berarti secara hukum sertifikat hak pakai itu sudah tidak berlaku lagi di atas tanah objek sengketa”, tukasnya.

Penulis: Husain

Artikel ini telah dibaca 109 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Kecelakaan Kerja di PT EKU, PD3 Konut Minta Pihak Berwenang Usut Tuntas

9 September 2024 - 23:52 WITA

Dump Truk dan Pickup Tabrakan di Jalan Hauling PT EKU

9 September 2024 - 22:24 WITA

Perkara Korupsi Jalan dan Jembatan di Butur, Direktur PT SB Ditahan

9 September 2024 - 21:37 WITA

Rudy Tjandra Ungkap Dugaan Keterlibatan Komisaris PT Tristaco dalam Korupsi PT Antam

5 September 2024 - 17:48 WITA

Dit Reskrimsus Polda Sultra Tangkap Pelaku Illegal Logging di Konawe Utara

4 September 2024 - 01:59 WITA

Bejat! Seorang Guru SD di Kendari Diduga Cabuli Belasan Murid

4 September 2024 - 00:13 WITA

Trending di Hukrim