Menu

Mode Gelap
Tiga Napi Korupsi di Sultra Dapat Asimilasi dari Pihak Ketiga, Salah Satunya Keponakan Gubernur Dari Kebun ke Gerbang Masa Depan: Menghadapi Cemohan dan Mencapai Impian Ridwan Bae: PT SCM dan Perkebunan Sawit Penyebab Banjir di Jalur Trans Sulawesi Korban Tenggelam di Pantai Nambo Ditemukan Meninggal Dunia Pembentukan Kaswara: Langkah Awal Kolaborasi Alumni SMP Waara

Opini · 26 Mei 2025 01:13 WITA ·

Fantasi Menjijikan dalam Tatanan Sekulerisme


 Ilustrasi. sumber: inews.id Perbesar

Ilustrasi. sumber: inews.id

Oleh: Inggy, Ummu Farabi
ATLM dan Aktivis Muslimah

Sebuah penelitian pada tahun 2020 menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara religius atau negara yang paling mengganggap penting agama di dalam kehidupan. Tetapi nyatanya korupsi, judi online, kekerasan seksual, bahkan fenomena mengerikan yang baru terkuak, inses, menjadi mimpi buruk yang menjadi nyata dalam negeri ini. Jijik, adalah perasaan yang wajar saat kita mendapati adanya grup facebook berjudul “Fantasi Sedarah” dengan 32 ribu anggota. Bagaimana mungkin penelitian itu mendapati Indonesia adalah negara yang religius, sementara masyarakatnya menyimpang secara ekstrim.

Lebih mengerikan lagi, banyak dari anggota grup itu yang terang-terangan mengungkapkan birahi mereka pada anak mereka sendiri yang masih bayi. Mereka juga tak segan meminta anggota lain untuk memberikan pendapat terkait fisik yang terlihat dalam foto yang menampilkan anggota keluarganya. Tak hanya puas dengan fantasi pada keluarganya, sesama anggota pun saling menukar dan meminta diperlihatkan foto atau video tak senonoh anggota lainnya.

Menanggapi hal tersebut Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) segera melakukan pemblokiran terhadap 6 (enam) grup bertemakan inses yang keberadaannya meresahkan masyarakat tersebut. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemenkomdigi, Alexander Sabar, menyebut pemblokiran tersebut dilakukan karena grup-grup tersebut terbukti bertentangan dengan norma sosial dan hukum yang berlaku di Indonesia (nasional.kompas.com, 16/05/2025). Lebih lanjut pemblokiran akses tersebut dinilai sebagai implementasi Peraturan Pemerintah (PP) No.17/2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas) (MJO, 19/05/2025).

Banyak hal yang ditengarai menjadi penyebab penyimpangan seksual seperti inses. Dari sisi psikologi, minimnya “kehadiran” orang tua  dalam bentuk interaksi positif pada masa perkembangan kepercayaan diri seorang manusia yang dimulai saat 0-7 tahun, menjadikan ia memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Sementara kepercayaan diri adalah modal seorang manusia dalam menolak dan melawan perlakuan tidak senonoh terhadap dirinya.

Selain itu, sistem kapitalisme yang dianut negara semakin menunjukkan kegagalan dalam sektor ekonomi. Banyaknya rakyat yang tidak memiliki hunian dengan ukuran yang layak membuat aktivitas keluarga di dalam rumah menjadi sangat terbatas. Padahal dalam Islam Rasulullah saw. mengajarkan kakak-beradik untuk tidur secara terpisah sejak berumur 7 tahun, begitupun dengan orang tuanya. Serta diajarkan juga adab meminta izin saat hendak memasuki kamar orang tua terutama pada 3 waktu, yakni : sebelum sholat subuh, tengah hari dan sesudah sholat isya. Kesemuanya itu sulit diterapkan apabila rakyat memiliki hunian yang sempit.

Islam juga mengajarkan manusia terutama para lelaki untuk menundukkan dan menjaga pandangannya, seperti yang tertera dalam Al Qur’an surah An Nur ayat 30 :

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ ۝٣٠

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman , agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang mereka perbuat”.

Pandangan mata merupakan penginderaan pertama yang umumnya dilakukan manusia. Meskipun saat ini rakyat Indonesia kesulitan menjaga pandangan dalam gempuran teknologi yang kian masif mempertontonkan tayangan-tayangan yang dapat memicu naiknya gairah seksual.

Memang seharusnya banyak peranan negara yang bisa dilakukan. Selain memblokir konten maupun tayangan berbau porno, negara juga seharusnya terlebih dahulu bisa memblokir grup-grup menyimpang, sebelum dapat diakses rakyat apalagi sampai keduluan viral. Selain itu, ketersediaan lapangan perkerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan tempat tinggal yang layak pun semakin sulit dijumpai di negara ini.

Lebih dari itu, sistem sekuler yang memisahkan agama dengan sistem kehidupan pun nyatanya dianut oleh negara ini. Sehingga tidak mengherankan apabila hawa nafsu dan lemahnya akal manusia semakin merusak tatanan hidup. Sementara sekulerisme kemudian diiringi liberalisme yang menjadikan semakin rusaknya kemuliaan manusia. Sehingga seolah negara justru meruntuhkan bangunan kehidupan keluarga lewat “kebijakan” yang dibuatnya.

Dalam pandangan Islam, inses adalah suatu keharaman yang wajib dijauhi negara. Islam akan mewajibkan negara untuk mengurus rakyat dalam semua aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial yang sesuai dengan aturan dari Allah swt. Negara harus menyiapkan berbagai langkah pencegahan termasuk membangun keimanan dan ketakwaan. Semua celah keburukan harus ditutup, salah satunya dengan aktivitas beramar makruf nahi munkar. Serta membuat kebijakan media yang akan melarang dan memberantas bibit-bibit perilaku buruk agar umat jauh dari pelanggaran hukum syara. Sistem hukum yang tegas juga harus ditegakkan untuk membuat efek jera pada pelaku maupun menjadi ancaman yang dipikirkan oleh manusia yang hendak melakukan hal serupa.

Inilah Islam sebagai jalan hidup yang shahih, yang mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syara. Maka rasa jijik dan kesesakan yang kita rasakan saat ini akibat fenomena inses, hendaknya semakin memantapkan hati kita untuk memilih jalan Islam. Karena selain kemuliaan hidup yang akan kita rasakan, keberkahan hidup pun akan mengiringi karena kehadiran ridho Allah swt.

Artikel ini telah dibaca 108 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Surga Terakhir di Bumi Telah Hancur, Sampai Kapan?

8 Juli 2025 - 23:08 WITA

Narkoba Marak, Islam Punya Solusi

14 Juni 2025 - 14:00 WITA

Tanah Angata: Ketika Negara Tidak Lagi Berdiri di Pihak Rakyat

14 Juni 2025 - 12:29 WITA

Layanan Kejiwaan, Fatamorgana saat Kendari Darurat Kesehatan Mental

7 Juni 2025 - 00:09 WITA

Larangan di Bulan Puasa, Tanda Lemahnya Iman Orang Berpuasa?

8 Maret 2025 - 21:35 WITA

Playing Victim Orang Beriman?

8 Maret 2025 - 20:52 WITA

Trending di Opini