Menu

Mode Gelap
Tiga Napi Korupsi di Sultra Dapat Asimilasi dari Pihak Ketiga, Salah Satunya Keponakan Gubernur Dari Kebun ke Gerbang Masa Depan: Menghadapi Cemohan dan Mencapai Impian Ridwan Bae: PT SCM dan Perkebunan Sawit Penyebab Banjir di Jalur Trans Sulawesi Korban Tenggelam di Pantai Nambo Ditemukan Meninggal Dunia Pembentukan Kaswara: Langkah Awal Kolaborasi Alumni SMP Waara

Opini · 17 Agu 2025 19:20 WITA ·

Gaza Dilaparkan


 Gaza Dilaparkan Perbesar

Oleh: Inggy, Ummu Farabi
Teknologis Laboratorium Medis dan Aktivis Muslimah

Negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, pertama kalinya resmi mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Seruan tersebut disampaikan dalam deklarasi bersama yang diumumkan dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa (29/7/2025). Deklarasi ini ditandatangani oleh 22 negara anggota Liga Arab, seluruh Uni Eropa, serta 17 negara lainnya (cnbcindonesia.com, 31/07/2025).

Sebagian kalangan berpendapat bahwa menyerah di tengah penjajahan aktif merupakan bentuk pengkhianatan terhadap perlawanan. Karena selama ini negara-negara Arab dan Muslim seolah diam di saat warga Gaza dibantai, sementara geger saat pejuang yang membela tanah Gaza mengangkat senjata. Selain itu, mengeliminasi Hamas dari penguasaan Palestina adalah proyek lama yang digarap Barat untuk membentuk entitas Palestina yang bisa “dikendalikan”.

Sementara itu, penderitaan warga Gaza yang bertubi-tubi belum berakhir maupun berkurang hingga kini. Berikut adalah gambaran ringkasan berbagai hal yang dilakukan entitas zionis yahudi Israel semenjak 7 Oktober 2023 :

Pengepungan total dan pemutusan layanan dasar dengan cara menghentikan pasokan listrik, air, bahan bakar, makanan dan juga obat.

Pengeboman luas dengan menginvasi dua arah, yakni udara dan laut pada akhir Oktober 2023, termasuk ke kawasan padat penduduk.

Warga Gaza dipaksa mengungsi secara massal dan berpindah-pindah. Hal tersebut terjadi karena serangan juga dilakukan di tenda-tenda pengungsian.

Serangan di sekitar fasilitas kesehatan sehingga membuat banyak rumah sakit tak berfungsi dan mengakibatkan runtuhnya sistem kesehatan.

Pada Mei 2024 operasi besar entitas zionis Israel dilakukan di Rafah, perlintasan Rafah ditutup total, sehingga memperparah krisis bantuan dan pasokan kebutuhan hidup.

Blokade bantuan untuk Gaza semakin kencang dilakukan Israel, angka kematian karena kelaparan semakin meningkat.

Sejalan dengan deklarasi yang dianggap sebagai pengkhianatan itu, bahkan telah terjadi penekanan yang dilakukan oleh otoritas Mesir terhadap Imam Besar Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb, untuk mencabut pernyataan yang mengecam pengepungan oleh Israel yang menyebabkan kelaparan massal penduduk Gaza, Palestina. Padahal hasil investigasi amnesti Internasional pada Desember 2024 pun telah menyimpulkan bahwa Israel memang melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Bahkan Genosida yang semula berupa serangan-serangan masif, kini seolah berubah strategi menjadi blokade bantuan secara total. Sehingga warga Gaza semakin kesulitan mengakses kebutuhan dasar dalam menjalani hidup.

Bukan Kelaparan, Melainkan Pelaparan

Terkuaklah kisah seorang pemuda asal Gaza bernama Adel Madi. Ia berusia 27 tahun, telah meninggal dunia pada 31 Juli 2025. Ia tidak meninggal karena perang secara langsung, tapi karena sesuatu yang jauh lebih sunyi dan mengenaskan, yaitu kelaparan. Tubuhnya saat ditemukan hanya seberat 15 kilogram, kurus kering, tulangnya menonjol, dan kulitnya melekat erat pada rangka tubuhnya.

Adel sebelumnya adalah pria muda yang sehat, dengan berat badan sekitar 50 kilogram. Namun sejak beberapa bulan terakhir, ia terus kehilangan berat badan. Penyebabnya bukan karena penyakit bawaan, melainkan karena kekurangan gizi parah dan tidak adanya obat-obatan di wilayah tempat tinggalnya. Ia tinggal di Khan Younis, Jalur Gaza.

Kelaparan yang menimpa Adel Madi dan seluruh warga di Gaza, disebabkan oleh penutupan setiap pintu masuk Gaza. Sehingga konteks lapar yang diderita, bukanlah hal yang tidak disengaja seperti efek musim paceklik atau bencana alam. Melainkan pelaparan yang disengaja dan bersifat sistematis.

Ribuan truk pengangkut logistik makanan ditahan di perbatasan. Entitas zionis Israel kemudian membuat lembaga penyaluran pangan abal-abal bernama GHF. Paket bantuan yang diizinkan untuk didistribusikan GHF ternyata mengandung pil-pil Oksikodon, sejenis obat opioid (obat pengurang rasa sakit) yang memiliki risiko kecanduan (tempo.com, 01/07/2025).

Bahkan 1000 lebih warga Gaza menukar nyawa demi sekantung tepung. Media Israel, Haaretz, melaporkan bahwa tentara zionis Israel diperintahkan untuk menembaki kerumunan yang mencari bantuan dengan sengaja. Pasukan zionis Israel juga menggunakan truk bantuan untuk menyusup ke daerah pemukiman warga Gaza, sehingga mengakibatkan pembantaian.

Analisa Tajam Narasi Pengkhianatan

Selayaknya umat Islam menghempaskan kenaifan dalam berpikir bahwa jihad atau mengirimkan pasukan perang, dapat digantikan dengan meja perundingan. Telah banyak kalangan berhasil menyadari bahwa pengakuan Palestina yang dilakukan oleh negara-negara adidaya hanyalah kosmetik politik semata.

Selain itu, perjuangan rakyat Palestina harus dijauhkan dari bingkai urusan domestik. Kita harus tetap menyadari bahwa perjuangan mereka adalah perjuangan kita, sesama umat Muslim. Para penguasa Arab dan negara Muslim ibarat buta dan tuli atas realita di Gaza. Seolah tak ada ikatan iman antara mereka dengan Muslim Gaza. Padahal Allah telah mengingatkan ikatan ukhuwah Islamiyah sebagai landasan hubungan antar Muslim. Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Permisalan seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti bangunan yang menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari no. 6026 dan Muslim no. 2585).

Umat Islam harus kembali membangun kesadaran akan pentingnya mewujudkan ukhuwah islamiyah, serta menjauhkan pemikirannya akan kepentingan dunia, jabatan, serta kekuasaan semata. Wallahu’alam bisshowab.

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Kelalaian Peserta dan Penyelenggara: PEMIRA UHO Potensi Cacat Administratif

18 November 2025 - 09:26 WITA

Resmob Polda Sultra Tangkap Oknum ASN yang Tikam Anggota Polri hingga Tewas

15 November 2025 - 16:57 WITA

Ironi Mimpi Negara Maju: Lulusan Kampus Tak sepenuhnya Mengakomodir Kebutuhan Industri

13 November 2025 - 21:54 WITA

Tingginya Biaya Politik, Kepala Daerah Berada di Bawah Bayang-bayang Jeruji

12 November 2025 - 18:56 WITA

Ayo Belajar Bagi yang Belum Paham Kasus Tapak Kuda

2 November 2025 - 20:44 WITA

Di Balik Angka-angka Indah: Benarkah Kemiskinan di Kendari Sudah Teratasi?

22 Oktober 2025 - 08:42 WITA

Trending di Opini