PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Oputa Yi Koo berasal dari kesultanan Buton telah diakui sebagai pahlawan nasional. Pengakuan itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Atas hal itu, Lukman Abunawas sebagai Ketua Dewan Pembina Lembaga Adat Tolaki (LAT) Sultra dan Mokole atau Raja Konewe ke XXXIV mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menjadikan Upota Yi Koo sebagai teladan dan menjadi inspirasi dalam menjaga persatuan dan kesatuan untuk membangun daerah (Bumi anoa) ke arah yang lebih baik.
“Oputa Yi Koo adalah pahlawan nasional yang telah resmi dengan SK Presiden. Untuk itu, mari kita hargai junjung tinggi apalagi pahlawan nasional merupakan putra asli Sultra,” tegasnya, Rabu, 24 Juli 2024.
Oputa Yi Koo tambah mantan Bupati Konawe dua periode itu betul-betul memberikan semangat perjuangan dalam membela rakyat dari penindasan belanda maupun penjajah di bumi baubau pada khususnya dan di bumi anoa pada umumnya.
Dalam kesempatan itu LA menyampaikan bahwa Oputa Yi Koo adalah pahlawan nasional yang berasal dari kesultanan Buton yang juga setara sejajar dengan pejuang-pejuang nasional yang berasal dari sultra lainnya. Walaupun belum mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah melalui keputusan presiden Joko Widodo.
“Seperti Halu Oleo kemudian pahlawan-pahlawan daerah lainnya Sulewatang Wawotobi, Ponggawa Tonggauna, yang masing-masing daerah memiliki pahlawan yang mencerminkan sejarah perjuangan membela rakyat dan cinta tanah air yang bertekad untuk membebaskan rakyat dan daerah kita dari penjajah,” jelasnya.
Kemudian Lukman Abunawas mengajak seluruh masyarakat Sultra dari rumpun Tolaki, Buton, Wolio, Muna, Mekongga, maupun Moronene, dan beberapa beberapa simbol-simbol kerajaan daerah yang diakui bersatu membangun daerah.
“Jangan terpancing dari hasutan-hasutan dari pihak-pihak lain yang sengaja memecah belah semangat persatuan kita sebagai asli putra daerah Sultra,” bebernya.
Karena sejak memperjuangkan daerah Sultra sebagai daerah yang otonom adalah semua putra-putri asli Sultra dari Kesultanan Buton, Kerajaan Muna Kerajaan Mekongga, Kerajaan Konawe dan Kerajaan yang lainnya yang bersatu untuk membangun daerah.
“Mari dengan semangat kepahlawanan kita junjung tinggi persatuan dan kesatuan. Kita tidak boleh terprovokasi dari pihak lain yang sengaja memporaporandakan kita sebagai putra asli daerah,” tandasnya.(hsn)