PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan dilaksanakan pada 2024 mendatang masih setahun lagi. Namun, rupanya dalam ajang pesta demokrasi tersebut sejumlah bakal calon kepala daerah sudah mulai bermunculan.
Di Kabupaten Muna Barat (Mubar) misalnya, beberapa figur mulai nampak sebagai bakal calon (Balon) Bupati.
Salah satu figur yang digadang-gadang untuk menjadi calon bupati di daerah hasil pemekaran Kabupaten Muna itu adalah LM Amsar. Ia adalah salah satu tokoh muda yang telah banyak memberikan kontribusi positif di Muna Barat. Pria kelahiran Sawerigadi, 6 November 1982 itu saat ini sukses meniti karir sebagai pengusaha.
Berbekal pengalaman dan social capital (modal sosial) yang telah dibangunnya selama ini, LM Amsar dinilai punya peluang yang cukup besar untuk memimpin Kabupaten Muna Barat melalui hajatan Pilkada yang akan digelar tahun 2024.
“Kalau saya liat peluangnya cukup besar. Tinggal bagaimana dia bisa mengolah pesan yang kemudian bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Muna Barat”, kata pengamat politik Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Najib Husain saat dimintai tanggapannya terkait dengan sosok LM Amsar.
Lebih lanjut Najib mengatakan bahwa di wilayah Kabupaten Muna Barat lebih banyak pemilih tradisional daripada pemilih rasional, sehingga hal yang menjadi modal utama adalah social capital.
“Bagaimana kemudian sosial kapital yang dimiliki oleh seorang figur bisa diberikan kepada masyarakat dan dirawat sehingga hasilnya bisa dilihat pada saat Pilkada nanti”, katanya.
“Amsar itu memang karakternya paling utama adalah sering menolong orang”, sambungnya.
Najib Bilang, memang saat ini belum ada hasil survei terkait dengan elektabilitas para bakal calon, namun LM Amsar mampu memposisikan dirinya pada beberapa pemilih.
“Karena mereka melihat bahwa Amsar ini sebagai tokoh muda dan juga orang yang tidak ada keterkaitannya dengan tokoh-tokoh sebelumnya. Itulah yang memudahkan sebenarnya sehingga Amsar itu bisa diterima oleh kelompok-kelompok yang baru, karena mereka melihat bahwa Amsar ini bukan sosok lama, bukan lagi dari kelompoknya Rajiun dan bukan dari kelompoknya Ridwan Bae. Makanya dia punya tempat tersendiri di pemilih”, beber Najib Husain.
Menurutnya, saat ini masyarakat Muna Barat sudah jenuh dengan pertarungan antara kubu Rajiun Tumada dan Ridwan Bae. Pasalnya, selama ini hanya berkutat pada persoalan Ridwan Bae dan Rajiun.
“Kalau saya sih melihat inilah titik jenuhnya masyarakat di Muna Barat. Karena selama ini mereka hanya berkutat pada persoalan Ridwan Bae dan Rajiun dan sekarang ada Penjabat (Pj) Bupati Mubar. Kemudian dengan adanya tokoh baru maka ada sebuah tokoh alternatif”, ungkapnya.
Dosen Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (UHO) itu menambahkan bahwa hal yang terpenting dan diharapkan saat ini adalah bagaimana melihat Muna Barat dipimpin oleh putra dari Muna Barat sendiri.
“Makanya basis-basis suara di akar rumput sebenarnya yang harus kita rangkul karena pemilih-pemilih di Muna Barat itu pemilih tradisional, bukan pemilih rasional. Artinya apa, kalau kita melihat Pj Bupati hari ini lebih banyak menata di kota, persoalan SDM, dan persoalan birokrasi maka saya pikir itu menjadi peluang untuk calon-calon lain untuk bergerak menangkap wilayah-wilayah yang tidak digarap oleh Pj”, tukasnya.
Penulis: Husain