Menu

Mode Gelap
Tiga Napi Korupsi di Sultra Dapat Asimilasi dari Pihak Ketiga, Salah Satunya Keponakan Gubernur Dari Kebun ke Gerbang Masa Depan: Menghadapi Cemohan dan Mencapai Impian Ridwan Bae: PT SCM dan Perkebunan Sawit Penyebab Banjir di Jalur Trans Sulawesi Korban Tenggelam di Pantai Nambo Ditemukan Meninggal Dunia Pembentukan Kaswara: Langkah Awal Kolaborasi Alumni SMP Waara

Opini · 30 Sep 2022 21:29 WITA ·

OPINI: Indonesia Timur Sentrum Nikel Nasional


 Mineral nikel. (Foto: Istimewa) Perbesar

Mineral nikel. (Foto: Istimewa)

Oleh: Rofingatun

Akhir-akhir ini industri nikel ramai sekali diperbincangkan publik karena semakin tingginya tren pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik di dunia. Nikel sebagai salah satu komponen penting dalam baterai kendaraan listrik meningkat permintaannya hingga 3,04 juta ton pada tahun 2022 yang sebelumnya sebesar 2,77 juta ton pada tahun 2021.

Fenomena ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara strategis yang dipandang dunia. Indonesia terkenal dengan komoditas nikel terbesar di dunia, baik dari sisi produksi maupun sumber dayanya. Pada akhir tahun 2021, tercatat bahwa Indonesia telah memproduksi nikel sebesar 1.000.000 ton. Total sumber daya nikel Indonesia per tahun 2020 mencapai 143 juta ton nikel dengan persebarannya secara umum dominan berada di Indonesia bagian timur. Secara jenis, nikel yang berada di Indonesia bagian timur ini adalah tipe nikel laterit. Tipe ini dapat diolah, baik menggunakan teknologi pirometalurgi yang umumnya menghasilkan feronikel dan NPI maupun hidrometalurgi yang menghasilkan MHP.

Sentrum nikel yang dominan terpusat dan tersebar di Indonesia bagian timur bukanlah tanpa alasan. Disana bijih nikel tipe laterit terbentuk dari proses pelapukan secara mekanik dan kimiawi yang berkepanjangan dari batuan dasar ultramafik berupa peridotit sebagai pembawa unsur nikel dan umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis, seperti New Caledonia, Australia, Filipina, dan Indonesia.

Pembentukan endapan nikel laterit berasal dari batuan peridotit yang mengalami proses pelapukan secara terus-menerus, sehingga menghasilkan mineral-mineral baru. Pada profil lapisan bijih nikel laterit, semakin ke bawah/dasar, kandungan nikel, magnesium dan beberapa unsur lainnya semakin tinggi.

Mengacu pada formasi batuan di Indonesia, endapan nikel laterit sebagian besar terbentang di wilayah Indonesia Timur, mulai dari Pulau Sulawesi, Provinsi Maluku Utara, dan Pulau Papua dengan sebagian kecil ada di Provinsi Maluku dan Pulau Kalimantan.

Beberapa wilayah terbesar penghasil nikel di Indonesia dengan contoh perusahaan pengelolanya adalah sebagai berikut.

  • Sulawesi Tenggara: PT Antam UBPN, PT Macika Mada Madana (MMM), PT Gema Kreasi Perdana (GKP)
  • Maluku Utara: PT Trimegah Bangun Persada (TBP), PT Gane Permai Sentosa (GPS), PT Megah Surya Pertiwi (MSP)
  • Sulawesi Tengah: PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), PT Sulawesi Mining Investment
  • Sulawesi Selatan: PT Vale Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama (Cerindo)

Penulis adalah alumni Teknik Metalurgi ITB

Artikel ini telah dibaca 96 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Kelalaian Peserta dan Penyelenggara: PEMIRA UHO Potensi Cacat Administratif

18 November 2025 - 09:26 WITA

Resmob Polda Sultra Tangkap Oknum ASN yang Tikam Anggota Polri hingga Tewas

15 November 2025 - 16:57 WITA

Ironi Mimpi Negara Maju: Lulusan Kampus Tak sepenuhnya Mengakomodir Kebutuhan Industri

13 November 2025 - 21:54 WITA

Tingginya Biaya Politik, Kepala Daerah Berada di Bawah Bayang-bayang Jeruji

12 November 2025 - 18:56 WITA

Ayo Belajar Bagi yang Belum Paham Kasus Tapak Kuda

2 November 2025 - 20:44 WITA

Di Balik Angka-angka Indah: Benarkah Kemiskinan di Kendari Sudah Teratasi?

22 Oktober 2025 - 08:42 WITA

Trending di Opini