Menu

Mode Gelap
Menebak Arah Kasus Supriyani Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik

Opini · 12 Des 2022 13:20 WITA ·

Maluku Kepada Tuhan Sejak Sakit Hingga Proses Pulih dan Sehat


 Jacob Ereste Perbesar

Jacob Ereste

Oleh: Jacob Ereste

Ketika sakit, Tuhan jadi terasa begitu jauh. Tapi boleh jadi sebelum sakit Tuhan memang sudah jauh. Aku saja mungkin yang gede rumonso (GR), merasa Tuhan selalu dekat denganku. Maka itu, upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan terus dievaluasi,  sangat mungkin tidak ada  kemesraan yang asyik, sehingga Tuhan menerbitkan rasa bersalahku yang entah bagaimana prosesnya, tak pernah bisa kupamahi.

Tetapi ya, itulah wilayah kekuasaan Tuhan yang tak mungkin terjamah oleh akal  intelektual. Begitulah semua kembali kuakui sebagai suatu misteri dari kekuasaan dan kerahasiaan milikn-Nya semata.

Bahkan untuk selera makan yang  drop, buang air besar yang sulit hingga tidak samasekali sepekan bisa kentut, aku seperti  kembali diungatkan, mungkin semua suatu peringatan dari Tuhan atas kejumawahanku, sehingga Tuhan merasa perlu menambah sedikit cobaan keyakinan terhadap-Nya yang acap terabaikan.

Dan yang menarik, ketika kentut tak bisa dilakukan, betapa banyak nikmat Tuhan yang tidak terpikirkan sebelumnya telah Dia anugrahkan secara cuma-cuma.

Begitulah, ketika semua mulai kembali berangsur membaik, selera makan mulai terasa menjadi luar biasa, kentut pun lancar dan enak, buang air besar dan air kecil mulai lancar, ada semacam kesadaran baru yang muncul, betapa banyak bentuk cinta dan kasih serta kemurahan Tuhan yang tiada pamrih itu.

Karenanya, aku mulai kembali bertanya nakal, apa kepetingan Tuhan pada semua itu, kecuali kukira sekedar membuktikan kekuasaan-Nya atas diri kita yang justru mengalami langsung semua kejadian yang lebih bersifat rohani, meski akibatnya melampaui jasmani. Artinya, aku sendiri tiada kuasa seperti kepemilikan-Nya yang tiada terbantahkan itu.

Bayangkan, hanya untuk mengatasi rasa sakit diri kita sendiri, ternyata manusia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali lega lila — pasrah — kepada Allah SWT.

Meski kemudian diam-diam dalam proses kepulihan diri dari sakit, aku kembali berjanji kepada Tuhan untuk lebih patuh dan taat,  sebab dari semua itu Tuhan jelas tidak berharap apa-apa,  kecuali taat serta patuh dengan tuntunan dan petunjuk-Nya.

Maka itu untuk  membangun kemesraan kembali bersama-Nya, ada semacam nazar yang tak tertulis, bahwa setelah sembuh dan pulih kelak, aku akan selalu berkunjung ke rumah Tuhan. Meskipun  mungkin saja Dia agak mencibir mempermalukan diriku yang acap lupa diri.

Saat kumulai lag ikuti shalat berjemaah di surau kampungku,  Tuhan terkesan sedang berada di sampingku. Ia pun   membisikkan sesuatu, lalu aku pun membalas bisikan-Nya. Hingga ada janji yang sedemikian jelas dia akan berikan. Dan aku percaya, sebab janji Tuhan tak seperti janji politik  kaum pergerakan atau aktivis serta kawan yang doyan selingkuh dan menghembuskan angin surga semata.

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Menyongsong Perkembangan Zaman dengan Penguatan Literasi

14 November 2024 - 13:35 WITA

Drama Penganiayaan Di Baito, Menjadi Guru Gampang?

6 November 2024 - 19:03 WITA

Menebak Arah Kasus Supriyani

27 Oktober 2024 - 13:38 WITA

Kepemimpinan Prabowo: Upaya Pemulihan Kepercayaan Publik terhadap Kepatuhan pada Konstitusi

20 Oktober 2024 - 13:16 WITA

Memilih Calon Kepala Daerah yang Dikehendaki Masyarakat

17 Oktober 2024 - 12:28 WITA

Desa sebagai Kunci Penentu Kemenangan Rakyat dalam Pemilihan Gubernur Sultra

16 Oktober 2024 - 12:53 WITA

Trending di Opini