Menu

Mode Gelap
Menebak Arah Kasus Supriyani Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik

Opini · 17 Agu 2023 20:39 WITA ·

Makin Banyak Remaja Terjebak Liberalisasi Pergaulan


 Uswatun Nisa, S.P Perbesar

Uswatun Nisa, S.P

Oleh: Uswatun Nisa S.P
Pemerhati Sosial

Miris, melihat kondisi pergaulan remaja yang makin bebas. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat usia remaja di Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Paling muda direntang umur 14 hingga 15 tahun tercatat sebanyak 20 persen sudah melakukan hubungan seksual, diikuti dengan usia 16 hingga 17 tahun sebesar 60 persen. Sedangkan di umur 19 sampai 20 tahun sebanyak 20 persen. Hal itu diungkapkan BKKBN berdasarkan data Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017. (Liputan6.com – 6/8/2023).

Ketua BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan usia hubungan seks semakin maju, sementara itu usia nikah semakin mundur. Dengan kata lain semakin banyak seks di luar nikah. Hasto juga menjelaskan, fenomena maraknya seks bebas di kalangan remaja disebabkan oleh beberapa faktor, dimulai dari adanya perubahan pada tubuh wanita yang setiap tahunnya mengalami kemajuan masa pubertas sekaligus masa-masa menstruasi.

Kemudian pengaruh media sosial dimana terjalin komunikasi yang intens sehingga membuat perubahan besar yang menyebabkan adanya rangsangan emosional seksual. Dari segi keluarga, lanjut Hasto, juga menjadi pendukung. Anak-anak yang kekurangan kasih sayang dari orangtuanya atau anak yang berasal dari broken home, sangat mungkin terjerumus ke dalam seks bebas.

Sementara itu dari segi pendidikan juga menjadi penyumbang seks bebas di kalangan remaja. Sistem pendidikan di Indonesia masih belum dapat menerima pendidikan akan bahayanya seksualitas. Lalu didukung dengan gaya masyarakatnya malas membaca. (Liputan6.com – 6/8/2023).

Kondisi buruk maraknya perzinaaan dikalangan remaja saat ini adalah akibat penerapan sistem sekularisme kapitalisme. Inilah yang menjadikan kebebasan di atas segalanya hingga membuka ruang terjadinya pergaulan bebas. Sistem ini menganut pemisahan agama dari kehidupan dan menjadikan manfaat sebagai asasnya.

Akhirnya, nilai agama dikesampingkan dan hanya menjadi urusan individu. Apalagi minimnya bekal agama menjadikan para remaja ini kehilangan jati diri dan pegangan hidup. Wajar jika pergaulan mereka makin kebablasan dan yang lemah iman menjadi korban.

Fenomena pergaulan bebas yang menimpa remaja usia sekolah ini disebabkan oleh dorongan seksual yang menuntut kepuasan. Apalagi saat ini dunia maya menjadi santapan anak-anak. Banyak konten pornografi dan pornoaksi disajikan, baik lewat film, sinetron, iklan, atau di kehidupan nyata. Konten ini bebas diakses oleh siapa saja, bahkan anak-anak.  Akibatnya, mereka yang menyaksikan adegan tersebut akan terdorong untuk melakukan hal serupa, apalagi di kalangan remaja labil.

Ditambah lagi cara pandang hidup masyarakat saat ini yang standar kebahagiannya diukur dengan  materi dan kepuasan fisik, maka tak heran, cara berpikir seperti ini menimbulkan pemahaman yang rusak di dalam masyarakat, mereka akan menilai bahwa perzinahan sebagai cara pemuasaan untuk mendapatkan kebahagiaan dari sebuah hubungan sehingga wajar jika banyak generasi muda saat ini yang terjerat pergaulan bebas yang ditandai dengan seks di luar nikah alias perzinahan, lebih parahnya lagi masyarakat sekularisme kapitalisme menganggap perzinaan ini adalah hal yang wajar dan bukan hal yang tabu asal suka sama suka.

Padahal perzinaan akan mendatangkan kesengsaraan hidup, dan menimbulkan berbagai masalah baru seperti aborsi, pelacuran, penyakit kelamin, pembunuhan dan sebagainya.

Sungguh Islam adalah agama yang sempurna. Ini karena Islam adalah risalah yang diwahyukan oleh Allah Swt., Sang Pencipta seluruh makhluk, termasuk manusia. Allah paling mengetahui apa yang terbaik bagi manusia, agar hamba-Nya terhindar dari berbagai mara bahaya, baik di kehidupan dunia maupun akhirat.

Dalam Islam, terdapat tiga pihak yang berkewajiban menjaga dan melindungi generasi dari pergaulan bebas.

Pertama, keluarga sebagai madrasah utama dan pertama. Ayah dan ibu harus bersinergi mendidik, mengasuh, mencukupi gizi anak,  menjaga mereka dengan basis keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt,  megenalkan syariat Islam, menjelaskan hukum syariat tentang pengaulan sosial, membiasakan anak berpikir yang benar, menanamkan sikap tanggung jawab, memberikan teladan yang baik, senantiasa mendoakan keluarga dan anak-anak, dan berdoa untuk kebaikan anak.

Kedua, lingkungan. Dalam hal ini masyarakat berperan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi. Masyarakat adalah pengontrol perilaku anak dari kejahatan dan kemaksiatan. Masyarakat akan terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar kepada siapapun.

Ketiga, negara sebagai periayah utama. Dalam hal ini, fungsi negara adalah memberikan pemenuhan kebutuhan berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan setiap anak. Negara juga wajib melindungi generasi dari perilaku buruk dan maksiat dengan tindakan pencegahan yang berlapis, yaitu: Pertama, menerapkan sistem sosial dan pergaulan Islam.

Kedua, optimalisasi fungsi lembaga media dan informasi dengan menyaring konten dan tayangan yang tidak mendukung bagi perkembangan generasi, seperti konten porno, film berbau sekuler liberal, media penyeru kemaksiatan, dan perbuatan apa saja yang mengarah pada pelanggaran terhadap syariat Islam. Ketiga, menegakkan sistem sanksi yang tegas dengan menghukum para pelaku berdasarkan jenis dan kadar kejahatannya menurut syariat.

Hukuman yang diberikan sesuai dengan ketentuan hukum Allah dan kebijakan khalifah selaku pemegang kewenangan pelaksanaan hukuman. Keempat, menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam.

Dengan sistem ini, seluruh perangkat pembelajaran mengacu pada Islam. Dengan begitu, anak-anak memiliki akidah yang kuat, orang tua memiliki pemahaman agama yang baik, dan masyarakat yang berdakwah dengan saling memberi nasihat di antara sesama.

Karenanya, sangat dibutuhkan Penerapan mabda Islam dalam kehidupan sebagai solusi dari permasalah ini, bahkan jalan keluar dari semua problematika yang mewarnai wajah kehidupan dunia ini. Kemuliaan Islam tentunya akan menjaga karakter generasi dan mewujudkan peradaban yang gemilang.

Wallahualam.**

Artikel ini telah dibaca 170 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Menyongsong Perkembangan Zaman dengan Penguatan Literasi

14 November 2024 - 13:35 WITA

Drama Penganiayaan Di Baito, Menjadi Guru Gampang?

6 November 2024 - 19:03 WITA

Menebak Arah Kasus Supriyani

27 Oktober 2024 - 13:38 WITA

Kepemimpinan Prabowo: Upaya Pemulihan Kepercayaan Publik terhadap Kepatuhan pada Konstitusi

20 Oktober 2024 - 13:16 WITA

Memilih Calon Kepala Daerah yang Dikehendaki Masyarakat

17 Oktober 2024 - 12:28 WITA

Desa sebagai Kunci Penentu Kemenangan Rakyat dalam Pemilihan Gubernur Sultra

16 Oktober 2024 - 12:53 WITA

Trending di Opini