PENAFAKTUAL.COM, JAKARTA – Pembangunan berkelanjutan untuk menciptakan pengelolaan sumber daya air yang baik tidak akan terwujud tanpa ada komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Baik pemerintah, swasta, pemangku kepentingan lainnya, maupun masyarakat. Hal ini penting lantaran air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan masyarakat global. Dengan air,pertumbuhan ekonomi dapat terpacu, hingga menjamin kesejahteraan. Namun, faktanya, masih banyak masyarakat di dunia yang belum bisa mengakses air bersih.
Berdasarkan data World Bank 2022, diperkirakan hingga saat ini terdapat 2 miliar masyarakat di seluruh dunia belum dapat mengakses air minum yang layak dan aman, 3,6 miliar tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai, dan 2,3 miliar orang tidak memiliki fasilitas cuci tangan.
Kesenjangan terhadap akses air bersih saat ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti polusi, pertumbuhan populasi yang tidak sejalan dengan jumlah produksi air, peningkatan variabilitas curah hujan, dan faktor lainnya. Hal ini dapat menghambat komitmen pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Melihat pentingnya isu air di dunia, World Water Council bersama Pemerintah Indonesia menggelar event 10th World Water Forum yang akan dilaksanakan di Bali, Indonesia pada 18-24 Mei 2024 mendatang. Selaku tuan rumah, Indonesia siap membuka diri untuk berkolaborasi mengatasi krisis air global.
Mengusung tema “Water for Shared Prosperity”, ajang 10th World Water Forum akan digelar dengan beragam rangkaian acara seperti diskusi panel, fair and expo, cultural night, dan kegiatan menarik lainnya. Pada diskusi panel akan menghadirkan beragam subtema yakni Water for Humans and Nature, Water Security and Prosperity, Disaster Risk Reduction and Management, Governance, Cooperation and Hydro Diplomacy, Sustainable Water Finance, dan Knowledge and Innovation.
Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat global untuk mengikuti pendaftaran Early Bird. Fase pendaftaran ini mulai dibuka pada 18 Mei hingga 18 November 2023. Kriteria peserta yang dapat mendaftarkan diri yakni pemimpin atau perwakilan organisasi internasional, perwakilan negara, aparat dalam negeri, akademisi, masyarakat sipil terutama pemuda, dan perwakilan sektor swasta.
Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon mengaku optimistis Indonesia mampu menjadi tuan rumah dan mengajak seluruh elemen masyarakat global untuk menciptakan solusi bersama atas permasalahan air di dunia.
“Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan Asia Tenggara diharapkan mampu menjadi panutan bagi negara-negara lain, terutama negara Asia Tenggara dalam hal pengelolaan air. Diharapkan 10th World Water Forum dapat dimanfaatkan sebagai ajang pertukaran informasi mengenai isu air dan menciptakan kesepakatan bersama mengenai pengelolaan air yang baik,” ujar Loïc Fauchon.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa gelaran 10th World Water Forum menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk bisa saling bersinergi dengan berbagai pihak, baik dalam dan luar negeri
“Kesempatan ini patut dimanfaatkan dengan maksimal untuk Indonesia ‘unjuk gigi’ di mata dunia dan meningkatkan kualitas infrastruktur pengelolaan air dalam negeri. Diharapkan ajang gelaran 10th World Water Forum dapat mengantarkan kita kepada masa depan yang lebih cerah,” ujar Basuki.
Agar dapat menarik peserta dari mancanegara, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri akan menyebarkan undangan dan booklet informasi mengenai 10th World Water Forum. Informasi lebih lanjut terkait 10th World Water Forum dapat diakses melalui situs resmi https://worldwaterforum.org/, atau dapat menghubungi Sekretariat melalui secretariat@worldwaterforum.org.
Sebagai informasi, World Water Council (WWC) merupakan lembaga think tank internasional melibatkan multi stakeholder yang bergerak dalam isu pengelolaan dan ketahanan persediaan air global. Dalam upaya mewujudkan aksi kolektif mengatasi tantangan pengelolaan air global, World Water Council (WWC) menghadirkan World Water Forum yang diadakan setiap tiga tahun sekali.
Adapun pemerintah Indonesia menargetkan kehadiran kepala negara, menteri, 10.000 delegasi dan 30.000 peserta (termasuk partisipan, pengunjung pameran tentang air dan UMKM) dari 172 negara yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah, parlemen, swasta, akademisi, praktisi, asosiasi, dan masyarakat pada lingkup nasional dan internasional.(**)