KENDARI – Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama MLH Pimpinan Wilayah (PWM) Sulawesi Tenggara menyelenggarakan Training Muhammadiyah Green Advocation di Kota Kendari pada 14‑16 November 2025.
Kegiatan yang merupakan rangkaian Kado Hijau Milad Muhammadiyah 113 ini diikuti oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara serta perwakilan organisasi otonom Muhammadiyah tingkat wilayah.
Sekretaris Umum MLH PP Muhammadiyah, Djihadul Mubarok, mengungkapkan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat melahirkan kader lingkungan hidup yang sadar dan berkomitmen menjaga kelestarian alam, khususnya di Sulawesi Tenggara.
“Kegiatan ini berakhir malam ini, namun sebenarnya ini awal dari perjuangan kita menggaungkan green mining dan keadilan ekologis di Sultra. Setelah training advokasi ini, kedepan kita akan terus berkolaborasi dalam bentuk webinar terkait lingkungan hidup,” ujarnya pada penutupan acara.
Sementara itu, Sekretaris MLH PWM Sultra, Andi Muslimin MS, menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam mensukseskan Kado Hijau Milad Muhammadiyah 113.
“Saya berharap kader lingkungan hidup Muhammadiyah Sultra tetap solid dan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuannya di masyarakat. Kalau bisa, kita menjadi garda terdepan untuk berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Sultra,” katanya dengan semangat.
Andi Muslimin juga menjelaskan bahwa Majelis Lingkungan Hidup akan dibentuk di 17 kabupaten/kota di Sultra untuk memperkuat koordinasi program-program MLH.
“Agar koordinasi dan pelaksanaan program-program MLH kedepannya bisa berjalan dengan baik dan terpadu, rencana kami akan bentuk MLH hingga ke 17 kabupaten/kota. Hal ini karena objeknya rata‑rata ada di daerah sehingga koordinasi dari tingkat akar rumput hingga tingkat pimpinan pusat sangatlah penting,” jelasnya.
Training ini menghadirkan sejumlah pakar lingkungan, antara lain Dr. Hanafi C. Guciano, praktisi lingkungan dan Dewan Pakar MLH PP Muhammadiyah, yang membahas “Tatakeloka Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pasca Tambang”. Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, guru besar Ilmu Biologi Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengulas “Green Mining dan Etika Ekologis dalam Perspektif Islam”. Rijal Ramdani, dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menyampaikan materi tentang “Advokasi Lingkungan Hidup, dari Gerakan Moral Menuju Gerakan Kebijakan”. Syamsul Hidayat, dosen Universitas Muhammadiyah Mataram, membahas “Keadilan Ekologis: Mengembalikan Hak Alam dan Masyarakat di Kawasan Tambang”.
Di akhir pelatihan, kader lingkungan hidup Muhammadiyah Sultra menyampaikan pernyataan bersama yang menekankan tiga poin utama: mendorong pembentukan Komisi Independen Tata Kelola Energi dan Sumber Daya Mineral berbasis prinsip green mining; mendukung penertiban praktik pertambangan ilegal serta penegakan hukum; dan mendesak Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mempercepat keterlibatan aktif dalam mengelola perusahaan tambang sebagai wujud dakwah muamalah yang berwawasan lingkungan.
Acara yang berlangsung di Kendari ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran ilmu, tetapi juga menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam memperjuangkan keadilan ekologis dan pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.(red)











