Menu

Mode Gelap
Menebak Arah Kasus Supriyani Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik

Hukrim · 9 Jun 2023 15:53 WITA ·

DPP KNPI Nilai Penghinaan Suku Bermuatan Politis, Polisi Diminta Tangkap Aktor Intelektualnya


 Ketua DPP KNPI La Ode Umar Bonte. Foto: Tim
Perbesar

Ketua DPP KNPI La Ode Umar Bonte. Foto: Tim

PENAFAKTUAL.COM, JAKARTA – Penghinaan suku melalui media sosial di Sulawesi Tenggara kerap kali terjadi. Termasuk belakangan terakhir ini, sosial media platform Facebook kembali heboh karena adanya dugaan pelecehan pada suku Muna oleh akun Aldi Aldi di grup Rumpun Ombonowulu.

Hal inipun menimbulkan reaksi keras dari sejumlah massa suku Muna di Kota Kendari. Hingga menyebabkan sejumlah massa yang dipimpin Hendrawan Sumus Gia melakukan aksi, unjuk rasa di Mapolda Sulawesi Tenggara meminta kepolisian segera mengusut dan menangkap pemilik akun yang mencoreng salah satu suku asli Sultra tersebut.

Ketua DPP KNPI, La Ode Umar Bonte, juga mengaku mengecam keras perilaku tidak bermoral melalui di sosial media tersebut. Kata UB, penghinaan terhadap suku di Sultra sarat bermuatan politis, karena sudah beberapa kali terjadi, bukan hanya suku Muna, suku Tolaki dan lainnya pun juga terjadi di Daerah yang menjunjung adat istiadat ini.

“Saya sangat yakin, ini dimanfaatkan untuk muatan politis. Mereka ingin membangkitkan kemarahan suku tertentu untuk mengadu domba. Ini sangat merendahkan suku Muna. Tidak boleh dibiarkan,” kata Umar Bonte, Jumat (09/06/2023).

Pihak kepolisian kata mantan anggota DPRD Kota Kendari ini, harus segera menindak tegas pelaku penghinaan suku ini. Termasuk aktor intelektual dibalik perilaku tersebut juga harus dicari dan ditangkap. Sebab hal seperti ini sudah sering terjadi di momen mendekati tahun politik.

“Kita menghadapi pemilihan gubernur, pelecehan terhadap suku sudah sering menjadi tunggangan politik. Kapolda Sultra harus segera menangkap pelaku seperti ini, tindak tegas,” pinta UB.

Sebelumnya medsos Aldi Aldi di menulis, “Berdasarkan penelitian Asal usul masyarakat muna berawal dari para bud@k yang di penjarakan oleh bangsawan kerajaan di masa lampau”. Sembari melampirkan foto patung setengah tubuh manusia yang berjajar dan diberi rantai besi di leher patung.

Gambar dan foto tersebut diduga merupakan monumen seni patung di Sansibar Negara Tanzania, Afrika, yang diberi nama Memory For the Slaves untuk mengenang kisah perbudakan di masa lampau di benua Afrika.

Penyebutan asal usul masyarakat Muna berawal dari perbudakan menurut mantan politikus PDIP ini sangat merendahkan suku. Sebab menurut sejarah, kata dia kerajaan Muna tidak pernah dijajah oleh Belanda pada masa penjajahan di Nusantara. Karena itu, penyataan-pernyataan di sosial media yang tidak berlandaskan intelektual dan akademis, harus ditindak hukum.

“Kami sangat sedih, ini sudah melampaui batas. Penghinaan suku itu terlalu biadab dan sangat menjijikkan. Saya sangat sedih bahkan saya sampai meneteskan airmata saat membaca tulisan itu. Sangat sedih betul. Karna itu Kapolda harus segera tangkap, kami orang Muna bukan budak, justru dalam sejarah kamilah yg membuktikan kalau orang Muna selalu tangguh dan intelek,” tutupnya.

TIM

Artikel ini telah dibaca 115 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Polda Sultra Tangkap DPO Kasus Fidusia di Bangka Belitung Setelah 3 Bulan Kabur

21 November 2024 - 15:23 WITA

Mediasi Gagal, Kasus Dugaan Pencabulan di SDN 96 Kendari Berlanjut ke Polisi

20 November 2024 - 20:52 WITA

Orang Tua Korban dan Guru Supriyani Sepakat Berdamai

5 November 2024 - 16:08 WITA

Soal Kasus supriyani, KIP Sultra Minta Hakim Berlaku Adil-Tanpa Tekanan Publik

1 November 2024 - 10:45 WITA

Soal Kasus Supriyani, Majelis Hakim Diminta Tidak Terpengaruh Tekanan Publik

30 Oktober 2024 - 21:20 WITA

Tim Forensik Selidiki Penyebab Pecahnya Kaca Mobil Camat Baito

29 Oktober 2024 - 18:52 WITA

Trending di Hukrim