PENAFAKTUAL.COM, KONUT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mencanangkan pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Hal itu dilakukan untuk membebaskan wilayah Konut dari stunting.
Bupati Konut Ruksamin bersama Wakilnya Abu Haera terus membangun kerja sama ke semua instansi pemerintah, dan mitra pemerintah lainnya untuk memaksimalkan penangan stunting.
Untuk mengoptimalkan langkah itu, Bupati Konut, Ruksamin membentuk tim Unit Reaksi Cepat Kemiskinan Ekstrim, Inflasi dan Stunting (URC-KIS) yang didalamnya terdapat Instansi pemerintah, TNI, Polri, Kejaksaan.
Pada program penanganan stunting yang menjadi isu nasional mulai Pemerintah Pusat, Provinsi sampai Kabupaten/Kota ini dijawab Pemda Konut dengan melakukan aksi gerakan nyata melakukan pelayanan kesehatan prima dimasyarakat.
Salah satu programnya yang aktif berjalan, yaitu membagikan menu makanan bergizi secara gratis kepada masyarakat yang terindikasi adanya tanda-tanda stunting.
Melalui Dinas PPKB dan Dinas Kesehatan digerakkan untuk lakukan pelayanan kesehatan maskimal melalui, dan penyaluran menu makanan bergizi.
“Kali ini kami kembali salurkan bantuan makanan bergizi di 13 kecamatan sebagai komitmen pemerintah Konawe Utara menekan stunting. Untuk sasarannya, kepada keluarga berisiko stunting,”ungkap Kepala Dinas PPKB Konut, Saifullah, S.Pd.,M.Pd, melalui Kabid KS, Siti Aisah, SKM., M.Kes.
Siti Aisah menerangkan, untuk rujukan penyaluran makan bergizi diambil data pada tahun 2021 dan 2022. Untuk menu makanan yang disalurkan antara lain, beras, telur, daging dan makanan bergizi lainnya.
“Ini sudah kelima kalinya kami turun serahkan bantuan makanan. Rutin kami salurkan bantuan makannya tiap bulan tersebar di 13 kecamatan sesuai instruksi bapak bupati untuk memberikan pelayanan maksimal,”ujarnya.
Dia menambahkan, dalam penanganan stunting juga terus dilakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan penanganannya.
Serta membangun kerjasama dengan tim Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan pelayanan kesehatan secara rutin melalui Puskesmas-Puskesmas. Juga bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan, Kelurahan, dan Desa.
“Kami juga rutin cek, audit, terus hasilnya kami juga koordinasikan. Jika ada yang terdapat gejala stunting kami langsung lakukan penanganan dan laporkan ke tim pakar ahli anak, kemudian jika diharuskan langsung kami antara ke rumah sakit,”ucapnya.
Secara singkat disampaikan, penyebab munculnya stunting tidak, dapat diketahui dengan cara pengukurannya apabila tinggi badan tidak sesuai berat badan. Kemudian, kekurangan asupan gizi yang kronis berkepanjangan, serta pola asuh, dan kurangnya pemeriksaan ibu hamil dan kekurangan gizi.**)