PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Pembangunan Gerbang Wisata Kendari-Toronipa tengah ramai menjadi sorotan publik. Mulai dari konten kreator, artis, novelis, politisi, dan juga sejumlah LSM.
Pasalnya, kualitas proyek yang dibangun di masa pemerintahan Gubernur Sultra Ali Masi itu dinilai tidak sesuai dengan jumlah anggaran yang dihabiskan, yakni Rp32,8 miliar.
Menanggapi hal itu, Akadmeisi Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, Ir. Edwar Ngii menjelaskan, secara umum, setiap proyek besar memiliki organisasi proyek. Mulai dari direksi, konsultan perencana, pengawas dan pelaksana.
Kaitannya dengan anggaran 32,8 miliar, menurutnya proyek itu telah dilakukan dengan mekanisme lelang pekerjaan dan terbuka untuk semua kontraktor.
“Kalau sudah seperti itu anggaran, sepertinya sudah mekanisme lelang pekerjaan dan terbuka untuk semua kontraktor,” ujarnya, Senin, 23 September 2024.
Dekan Fakultas Teknik UHO ini menjelaskan, dalam sebuah proyek, biasanya terdapat proses perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan. Mekanisme tersebut dilakukan untuk melihat apakah dana tersebut digunakan hanya untuk pelaksanaan atau untuk keseluruhan proses.
“Dalam perencanaan itu nanti ada gambar kerja (bestek) yang menjadi pedoman dalam penentuan harga pekerjaan. Selain itu setelah selesai pekerjaan ada gambar as built drawing,” jelasnya.
As Built Drawing ialah sebagai gambar rekaman akhir yang dibuat sesuai dengan kondisi terbangun di lapangan yang telah mengadopsi semua perubahan selama proses pekerjaan konstruksi.
Edwar menambahkan, terkait dengan jumlah anggaran yang digelontorkan, hal itu bisa dilalukan pengecekan item apa saja yang menyerap banyak anggaran.
“Kalau berkaitan dengan kewajaran harga, tinggal dilihat saja di item mana yang menyerap anggaran paling besar. Selain itu ada BPK dan Inspektorat akan pasti memeriksa jika ada indikasi mark-up,” terang Edwar.
“Jika semua clean dan clear, sudah nda perlu dipermasalahkan. Tinggal dijaga aset-aset tersebut. Jika ada kerusakan, maka masih masuk dalam masa tanggungjawab pelaksana untuk memperbaikinya,” pungkasnya.(hsn)