PENAFAKTUAL.COM, KONKEP – Proyek pembangunan jembatan pelabuhan Munse, Kecamatan Wawonii Timur, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menelan anggaran APBN sekitar 46 Miliar disorot.
Pasalnya belum lama selesai, Jembatan Munse yang dibangun pada tahun 2022-2023 itu rubuh disalah satu bagian bangunan diduga gara-gara hantaman ombak.
Ketua Aliansi Mahasiswa Pemerhati Hukum dan Korupsi (AMPHK) Sultra, Ibrahim mengungkapkan bahwa atas peristiwa tersebut pihaknya meminta BPK RI perwakilan Sultra untuk melakukan audit terhadap pelaksanaan proyek tersebut.
“Kita minta BPK RI perwakilan Sultra untuk melakukan audit terhadap pelaksanaan proyek tersebut yang menelan anggaran puluhan miliar, pasalnya belum lama selesai dan masih tahap proses pemeliharaan tapi sudah ada kerusakan,” kata Alumni Hukum UHO ini.
Jebolan Aktivis HmI ini juga meminta aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Kita minta juga APH untuk melakukan penyelidikan, apakah ada dugaan korupsi atau tidak dalam pembangunan proyek Jembatan Munse yang menelan anggaran puluhan miliar,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi V (Bidang Infrastruktur dan Perhubungan) DPR RI, Ridwan Bae mengatakan bahwa pengaruh rubuhnya dipengaruhi ombak yang keras.
“Iya keras sekali ombaknya, sampai ada yang runtuh, tpi kata KUPP nya lagi di perbaiki semua, oleh pelaksananya, dan itu masaih dalam tahapan pemeliharaan kata KUPPnya,” katanya saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.
Selain itu Media ini juga berusaha mengkonfirmasi Kepala KUPP Lapuko, Lanto, namun pihaknya enggan berkomentar lebih.
“Terimakasih Infonya,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.
Sementara itu sebelumnya seperti dikutip dari Harianpublik.id, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Konkep, Israwan Sulfa mengatakan bahwa kerusakan Pelabuhan Munse tesebut akibat dari kerasnya gelombang laut yang menghantam jembatan pelabuhan tersebut pada 22 Mei 2024.
“Kerusakan Pelabuhan Munse itu akibat akibat gelombang laut. Karena kerusakan ini juga bukan di struktur utama tetapi dibagian tengah jembatan,” ujar Israwan saat temui beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Israwan mengungkapkan, berhubungan dengan kerusakan jembatan di Pelabuhan Munse, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui UPP Kelas III Lapuko.
“Kami sudah laporkan kepada kepada pimpinan UPP Kelas III Lapuko dan ada Kantor Perwakilan UPP Lapuko di Langara, mereka sudah turun tinjau,” katanya.
“Dan laporanya kepada kami, sebagai perwakilan pimpinan daerah, bahwa pihak UPP Lapuko sudah perintahkan kepada kontraktornya untuk melakukan perbaikan,” tukas Kadishub Konkep.
Sementara itu, Kepala Staf Kantor UPP Lapuko Wilker Langara, Rahman menyampaikan bahemwa Pelabuhan Munse yang dibagun dari tahun 2022-2023.
“Pelabuhan Munse itu, belum ada serah terima ke kami dari pihak UPP Lapuko. Untuk peembagunannya itu, diurus sama pusat, PPK dan kontraktornya itu dari Makassar,” jelas Rahman, pada Sabtu (18/5/2024).
Dia menambahkan, pihkanya diperintahkan ke pimpinan UPP Lapuko untuk meninjau lokasi. “Saya sudah laporkan ke pimpinan soal kerusakan J Jembatan pelabuhan itu kurang lebih 17 meter,” ujarnya.
Rahman menyebut bahwa pihaknya menganalisa bagian depan batu boulde terbawah arus akibat hantaman ombak.
“Saya lihat batu bouldernya bukan dalam bentuk cor-coran dibagian sampingnya, tetapi cuma ada tumpukan batu boulder. Akibatnya datang ombak disapu batu bouldernya akhirnya masuk kedalam kolom timbunan, sehingga datang ombak dia tergerus habis timbunannya sehingga rabat beton yang diatas longsong/patah,” bebernya.
Terkait hal tersebut dikutip dari Sibersultra.com, salah satu Penanggung Jawab Kontraktor, PT Rudi Jaya, Ronal menegaskan, bahwa proyek dermaga tersebut masih dalam tahap pemeliharaan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Rudy Jaya sebagai kontraktor.
“Kerusakan ini hanya terjadi pada area causeway bukan pada area dermaga. Proyek ini masih dalam masa pemeliharaan 180 hari, sehingga perbaikan menjadi kewajiban kami,” ujar Ronal.
Pihaknya menuturkan bahwa sementara melakukan perbaikan pada bagian Jembatan Munse yang mengalami kerusakan.
“Alat-alat sudah kami siapkan dan perbaikan sedang berlangsung. Kami pastikan semuanya akan selesai dalam waktu dekat,” kata Ronal.
Ronal juga menegaskan bahwa proyek dermaga ini telah selesai 100% dan sudah melalui Provisional Hand Over (PHO).(hus)