Oleh: Suaibah S.Pd.I.
(Pemerhati Masalah Umat)
Genosida belum usai. Tercatat sudah 23.843 warga Palestina meninggal dan lebih dari 60.317 luka-luka. PBB menyebut Perang Gaza telah mencoreng kemanusiaan. Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina Philippe Lazzarini berkata, “Kematian besar-besaran, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan, dan kesedihan dalam 100 hari terakhir, menodai kemanusiaan kita bersama. Seluruh generasi di Gaza terdampak trauma , penyakit menyebar, dan waktu terus berdetak cepat menuju kelaparan.” (Tribun News, 14-1-2024).
Sebelumnya, Reporters Sans Frontieres (RSF) telah mengutarakan pengaduan kejahatan perang ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengenai kematian sejumlah jurnalis Palestina selama agresi entitas Yahudi di Jalur Gaza. Agresi itu telah menewaskan 106 jurnalis dan pekerja media. Komisaris Tinggi PBB untuk HAM pun menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai tingginya jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh (Republika, 10-1-2024).
Kedua berita di atas membuktikan bahwa yang terjadi di Palestina sungguh di luar batas kemanusiaan. Kejahatan perang yang dilakukan Entitas Yahudi seharusnya memperoleh sanksi “keras” di Mahkamah Pidana International. Namun, apakah pengaduan serta berbagai bukti yang ada mampu menyeret sang penjajah ke pengadilan internasional bisa berdampak pada penghentian serangan mereka ke Palestina?
Tampaknya tidak! Sebagaimana yang dikatakan Kepala Militer Zionis Herzi Halevi bahwa perang di Gaza merupakan perjuangan untuk mendapatkan hak mereka untuk hidup di sana dengan aman. Mereka pun menuturkan bahwa serangan 7 Oktober tidak akan pernah bisa mereka lupakan. Jika demikian, cara apa yang bisa mengakhiri serangan mereka di Palestina?
Penjara Terbuka
Jalur Gaza disebut sebagai “penjara terbuka”. Ia terjebak di antara Mesir, Zionis, dan Laut Mediterania. Wilayah yang diketahui sebagai “daerah kantong” itu sudah sejak dahulu di bawah blokade entitas Yahudi.
Analis Palestina dari International Crisis Group, Tahani Mustafa, menyampaikan bahwa Jalur Gaza diblokade entitas Yahudi sejak kelompok Ham*s memenangkan pemilu pada 2006 dan mengendalikan kawasan tersebut. Entitas Yahudi terus memborbardir dengan segala cara untuk memastikan Gaza dan Tepi Barat menjadi daerah terkucilkan.
Ia juga melanjutkan bahwa Gaza sebenarnya mempunyai cadangan minyak serta gas, dan entitas Yahudi mencegah penduduk Gaza untuk mengaksesnya. Hal tersebut pun sepenuhnya ada dalam kendali oleh entitas Yahudi. Menurut PBB , hampir setengah dari populasi Gaza pengangguran atau tidak bisa bekerja. Lebih dari 80% masyarakatnya pun hidup dalam kemiskinan. (CNN Indonesia, 12-12-2023).
Miris, entitas Yahudi—dengan bantuan Mesir—telah mengubah Gaza menjadi penjara terbuka. Direktur Isra*l dan Palestina di Human Rights Watch (HRW) Omar Shakir pada Juni 2022 menyebut bahwa pembunuhan massal terjadi di mana-mana. Warga sipil tidak bisa mendapatkan tempat yang aman.
Mirisnya, para pemimpin muslim di dunia hanya bisa mengecam, mengutuk, serta menunjukkan rasa keprihatinan, padahal mereka bisa melakukan tindakan yang lebih dari itu. Mengirimkan para tentara untuk membalas dan menghentikan serangan yang dilakukan oleh entitas penjajah.
Kirimkan Tentara untuk Palestina
Sudah semestinya para pemimpin muslim dunia tidak lagi bersandiwara apalagi menutup mata atas genosida yang ada di Palestina. Mengakhiri agresi entitas Yahudi tidak cukup dengan bantuan uang dan obat-obatan semata, apalagi retorika serta sidang-sidang yang berisi pepesan kosong belaka.
Satu-satunya yang bisa mengakhiri serangan entitas Yahudi adalah dengan mengirimkan pasukan tentara kaum muslim.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا قْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ وَاَ خْرِجُوْهُمْ مِّنْ حَيْثُ اَخْرَجُوْكُمْ وَا لْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقٰتِلُوْهُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ حَتّٰى يُقٰتِلُوْكُمْ فِيْهِ ۚ فَاِ نْ قٰتَلُوْكُمْ فَا قْتُلُوْهُمْ ۗ كَذٰلِكَ جَزَآءُ الْكٰفِرِيْنَ
“Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 191)
Namun, hingga kini, para pemimpin negeri muslim tidak banyak berbuat untuk menghentikan penjajahan itu. Jika ada yang ingin memberikan bantuan, mereka mengalami keterbatasan akibat adanya hukum-hukum internasional dan sekat-sekat nasionalisme .
Harus ada pemimpin muslim yang mampu merealisasikan firman Allah Ta’ala berikut. “ Jika datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami mendatangkan kepada kalian hamba-hamba Kami yang perkasa. Lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” ( QS Al-Isra’: 5).
Sungguh, Palestina butuh persatuan dunia Islam untuk membebaskannya. Bantuan nyata dari pemimpin negeri-negeri muslim adalah dengan mengirimkan tentara, bukan sekadar mengambil suara di sidang PBB dalam rangka membela Palestina.
Entitas Yahudi makin membabi buta melakukan kezaliman, amoralitas , dan penindasan. Alih-alih mengindahkan, puluhan resolusi PBB selalu mereka abaikan. Barat (AS) sendiri masih berupaya menggiring opini bahwa pembela Palestina (kelompok Ham*s) sebagai teroris , sedangkan kejahatan perang yang dilakukan entitas Yahudi dianggap bentuk perlawanan. Sungguh sikap hipokrit .
Para pemimpin muslim selayaknya tidak mengandalkan lembaga-lembaga internasional yang jelas secara nyata tidak pernah berpihak pada muslimin termasuk tanah Palestina. Mereka harusnya memperjuangkan tegaknya Daulah Khilafah Rasyidah yang merupakan kemuliaan dan untuk menjamin keselamatan umat manusia dari segala bentuk penjajahan.
Kekuatan individu tidaklah cukup untuk mengenyahkan entitas penjajah, melainkan perlu adanya koordinasi terus-menerus dari kekuatan umat—terutama tentara—untuk menolong Palestina. Kekuatan umat dan tentara muslim yang dikoordinir oleh seorang Khalifah tentu akan membuat musuh-musuh Islam gentar dan bertekuk lutut.
Solusi praktis pendudukan penjajah atas Palestina hanya dengan tegaknya negara islam yakni Khilafah . Sebuah negara yang akan mengusir penjajah dari bumi Palestina dengan segenap kemampuannya karena sudah menjadi kewajibannya sebagai pelindung kaum muslim.
Wallahu a’lam bishawab.