WAKATOBI – Di balik keindahan bahari Wakatobi yang memukau, sebuah kisah inspiratif tentang kemandirian nelayan telah terukir di Desa Sombano, Kecamatan Kaledupa. Kelompok nelayan “POPAJUMPA” telah menunjukkan komitmennya yang kuat dalam menjaga kelestarian gurita melalui sistem buka-tutup penangkapan berbasis hukum adat. Dengan semangat yang tak kenal lelah, mereka telah bekerja sama dengan tim pengabdian yang solid untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran mereka dalam mengelola sumber daya laut.

Nelayan POPAJUMPA dibekali pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan. Foto: Istimewa
Tim pengabdian yang terdiri dari Seventry Meliana Patiung, Tezza Fauzan Hasuba, Yustika Intan Permatahati, dan La Ode Muhammad Saleh Saputra dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO), serta seorang teknisi/operator, seorang dokumentator, dan dua mahasiswa pendamping, telah bekerja sama dengan nelayan untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran mereka dalam mengelola sumber daya laut. Dengan pendekatan partisipatif yang inklusif, mereka telah membangun kepercayaan dan kemitraan yang kuat dengan masyarakat nelayan.
“Kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan,” kata Seventry Meliana Patiung, salah satu narasumber ahli.

Melalui pelatihan dan pendampingan yang komprehensif, nelayan POPAJUMPA telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan. Mereka juga telah memahami pentingnya menjaga kelestarian gurita dan ekosistem laut lainnya.
Dengan dukungan operasional yang memadai, POPAJUMPA kini semakin mandiri dalam menjaga kelestarian gurita dan sumber daya laut lainnya. Mereka telah menjadi contoh inspiratif bagi komunitas lain dalam menjaga kekayaan bahari demi masa depan yang lebih baik. Keberhasilan POPAJUMPA menunjukkan bahwa sinergi antara akademisi, kearifan lokal, dan partisipasi aktif masyarakat dapat menciptakan perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan.

Dalam proses pemberdayaan ini, POPAJUMPA telah menunjukkan kemampuan adaptasi dan inovasi yang luar biasa. Mereka telah mampu mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya laut. Dengan demikian, POPAJUMPA dapat menjadi model bagi komunitas lain dalam mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan.
Keberhasilan POPAJUMPA juga menunjukkan bahwa kemandirian dan kesadaran masyarakat nelayan dapat menjadi kekuatan pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Dengan dukungan yang tepat dan kemitraan yang kuat, masyarakat nelayan dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menjaga kelestarian sumber daya laut dan meningkatkan kesejahteraan mereka.(adv/ceng)











