PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat Internal Universitas Halu Oleo (PKMI-UHO), Dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskes Rek) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UHO memberikan pelatihan dan Pendampingan Pelaksanaan Basic Life Support (BLS) kepada Mahasiswa FKIP UHO, Rabu, 18 Oktober 2023.
Pelatihan Basic Life Support atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) ini diketuai oleh Dr. Muhammad Rusli, M.Kes., AIFO, yaitu Dosen sekaligus Sekretaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Halu Oleo dan anggotanya Jud, S.Pd., M.Pd; Suhartiwi, S.Pd., M.Pd., AIFO; dan Marsuna, S.Pd., M.Pd.
Dalam sambutannya, Dr Muhammad Rusli, M.Kes., AIFO, mengatakan Kegiatan Basic Life Support atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) ini sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pertolongan pertama kepada seseorang yang mengalami keadaan darurat. Keterampilan BHD dapat menyelamatkan nyawa, dan sebagai mahasiswa, pengetahuan ini juga akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam karier nanti.
“Kami berharap bahwa melalui pelatihan ini, mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip dasar BHD, seperti pemijatan jantung dada, pemberian napas buatan, dan tindakan lainnya”, kata Muhammad Rusli kepada mahasiswa Penjaskes Rek peserta pelatihan.
Selain itu, tim dosen juga berharap bahwa mahasiswa akan merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi situasi darurat yang mungkin timbul di lingkungan kampus atau masyarakat. Sebagai masyarakat yang terdidik, mahasiswa adalah agen perubahan yang potensial dalam masyarakat. Mahasiswa memiliki kekuatan untuk membantu sesama dan menjadikan lingkungan kita lebih aman.
Dengan pengetahuan BHD ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi positif dalam membantu sesama manusia.
“Saat kalian menjalani pelatihan ini, ingatlah bahwa latihan adalah kunci keberhasilan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada yang kurang jelas, dan manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin”, imbuh Muhammad Rusli.
“Setelah menyelesaikan pelatihan ini, kami berharap kalian akan merasa lebih percaya diri dan siap untuk bertindak dalam situasi darurat”, sambungnya.
Diketahui, Pelatihan Basic Life Support atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) ini bekerja sama dengan Yayasan Jantung Indonesia Cabang Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai narasumber yaitu Syamsuryadi, S.Pd yang merupakan Instruktur Nasional Senam Yayasan Jantung Provinsi Sultra dan Koordinator Klub Jantung Remaja.
Sebelum memberikan pelatihan, instruktur yang juga berprofesi sebagai Guru PJOK di SMA Negeri 3 Kendari ini terlebih dahulu memberikan ice breaking agar mahasiswa tidak jenuh dalam mengikuti pelatihan. Selanjutnya ia memberikan teori tentang tujuan dari bantuan hidup dasar, dan apa tujuan dari proses resusitasi jantung paru (RJP), serta memperlihatkan video kejadian pada saat mengalami pingsan.
Syamsuryadi, S.Pd menjelaskan bahwa bantuan hidup dasar (BHD) merupakan serangkaian tindakan darurat yang dirancang untuk menyelamatkan kehidupan seseorang yang mengalami kondisi medis yang mengancam nyawanya. Perbedaan antara henti jantung dan serangan jantung ada pada penyebabnya. Henti jantung adalah kondisi dimana jantung berhenti karena ada gangguan pada irama jantung, sementara itu serangan jantung terjadi karena ada sumbatan pada pembuluh darah di jantung.
Namun, risiko kedua kondisi tersebut meningkat pada pengidap penyakit jantung koroner dan bagaimana teknik kopresi dada yang benar, posisi tangan, posisi tubuh, cara memberikan napas buatan dan posisi recovery yang baik. Posisi tangan dan posisi tubuh, selain orang dewasa diajarkan juga koptesi dada pada anak-anak dan balita, serta pada saat keselek makanan.(**)