Menu

Mode Gelap
Tiga Napi Korupsi di Sultra Dapat Asimilasi dari Pihak Ketiga, Salah Satunya Keponakan Gubernur Dari Kebun ke Gerbang Masa Depan: Menghadapi Cemohan dan Mencapai Impian Ridwan Bae: PT SCM dan Perkebunan Sawit Penyebab Banjir di Jalur Trans Sulawesi Korban Tenggelam di Pantai Nambo Ditemukan Meninggal Dunia Pembentukan Kaswara: Langkah Awal Kolaborasi Alumni SMP Waara

Ekobis · 25 Nov 2025 17:14 WITA ·

AJP Hadiri Konferensi Huayou, PT RBS Siap Jalin Kerja Sama Nikel


 External Relationship PT RBS, Aksan Jaya Putra (AJP) saat mengahdiri konferensi ini rutin PT Huayou Indonesia. Foto: Istimewa  Perbesar

External Relationship PT RBS, Aksan Jaya Putra (AJP) saat mengahdiri konferensi ini rutin PT Huayou Indonesia. Foto: Istimewa

KENDARI – PT Raodah Bumi Sultra (RBS), perusahaan tambang nikel yang berlokasi di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), menghadiri Konferensi Internasional tahunan PT Huayou Indonesia di Kota Tonxiang, Provinsi Zhejiang, China. Konferensi ini merupakan kesempatan bagi PT RBS untuk memperkenalkan kemampuan pengelolaan biji nikel dan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan multinasional.

External Relationship PT RBS, Aksan Jaya Putra (AJP), mengatakan bahwa konferensi ini rutin dilaksanakan PT Huayou Indonesia untuk meyakinkan para partner bisnis dan calon partner bisnis yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, ihwal kemampuan pengelolaan biji nikel.

“Dari Indonesia ada 300 undangan, dan sisanya tamu undangan yang berasal dari berbagai negara di dunia,” kata AJP, Selasa, 25 November 2025.

AJP menjelaskan bahwa PT Huayou Indonesia fokus pada pengembangan pabrik baterai yang bahan bakunya dari limonit, yang ada di beberapa IUP di Indonesia, seperti di PT RBS.

“Nah saat ini, mereka (PT Huayou Indonesia) fokus pada pengembangan pabrik baterai yang bahan bakunya dari limonit, yang ada di beberapa IUP di Indonesia, seperti di PT RBS,” jelas AJP.

AJP berharap kerja sama antara PT RBS dan PT Huayou Indonesia dapat berjalan dengan baik, terutama dalam pengembangan pabrik baterai yang bahan bakunya dari limonit.

“PT Huayou Indonesia berencana membangun pabrik baterai/HPAL di Kabupaten Konut, dan kami berharap dapat menjadi salah satu pemasok bahan baku limonit,” tambah AJP.

PT RBS telah menuntaskan dokumen perizinan pinjam pakai kawasan hutan (PPKH) dan perizinan lainnya, serta menunggu RKAB tahun 2026.

“Semua perizinan sudah kami lengkapi, dan kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lingkar tambang jika perusahaan sudah beroperasi,” tutup AJP.

Konferensi Internasional Huayou ini merupakan kesempatan bagi PT RBS untuk memperluas jaringan bisnis dan meningkatkan kemampuan pengelolaan biji nikel. Dengan kerja sama yang baik, PT RBS berharap dapat menjadi salah satu pemain utama dalam industri nikel di Indonesia.(red)

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Kemenkum Sultra dan KADIN Perkuat Kolaborasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

25 Agustus 2025 - 23:48 WITA

Rapimprov Kadin Sultra 2025: Gerbang Investasi dan Kemajuan Ekonomi

24 Agustus 2025 - 20:56 WITA

Kota Kendari Punya Baru: Maimo Caffe, Tempat yang Ideal untuk Bersantai dan Bekerja

15 Agustus 2025 - 21:13 WITA

Membangun Pasar yang Aman dan Nyaman: Visi Hendrawan untuk Ekonomi Kerakyatan

1 Agustus 2025 - 22:23 WITA

Kalla Toyota Luncurkan Smart Upgrade 2.0, Solusi Tepat untuk Punya Mobil Impian

28 Juli 2025 - 11:10 WITA

Toyota Auto Show 2025: Waktu yang Tepat Mendapatkan Toyota Impian

24 Juli 2025 - 10:46 WITA

Trending di Ekobis