Menu

Mode Gelap
Parah! Aktivitas Tambang PT Timah Diduga Cemari Laut di Kabaena Menebak Arah Kasus Supriyani Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan

News · 30 Jul 2024 15:26 WITA ·

Peduli Literasi, Anggota Polres Kolaka Utara Rilis Buku untuk Generasi Muda


 Aiptu Lapa merilis buku berjudul “Z dalam Literasi Digital: Fenomena Interaksi Sosial”. Foto: Istimewa Perbesar

Aiptu Lapa merilis buku berjudul “Z dalam Literasi Digital: Fenomena Interaksi Sosial”. Foto: Istimewa

PENAFAKTUAL.COM, KOLUT – Ditengah kesibukan sebagai Anggota Kepolisian Resor (Polres) Kolaka Utara yang bertugas di satuan Intelijen tak membuat Aiptu Lapa berhenti berinovasi.

Pria berusia 46 tahun berdarah Toraja ini telah membuktikan bahwa kecintaan terhadap literasi dan menulis bisa diwujudkan di tengah kesibukan tugas. Aiptu Lapa baru saja menerbitkan buku pertamanya yang berjudul “Z dalam Literasi Digital: Fenomena Interaksi Sosial”.

Buku ini mengupas tuntas fenomena interaksi sosial di era digital, sebuah topik yang sangat relevan dengan kehidupan saat ini. Dalam bukunya, Aiptu Lapa menjelaskan bahwa Generasi Z, atau “Gen Z,” adalah generasi yang lahir pada kisaran tahun 1997 hingga 2012.

Generasi ini sangat beragam, global, dan dibentuk oleh perubahan sosial serta teknologi. Gen z adalah generasi pertama yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial. Sebagian dari mereka pernah mengalami masa transisi di mana jaringan internet belum ada hingga munculnya internet yang terhubung dengan berbagai perangkat digital.

“Saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui tulisan. Menulis buku ini adalah cara saya untuk berkontribusi lebih kepada masyarakat, di luar tugas saya sebagai polisi”, ungkapnya.

Aiptu Lapa menyoroti bahwa keberadaan media digital seharusnya membawa perubahan besar bagi Generasi Z dalam menimba ilmu pengetahuan. Namun, sebaliknya, media digital cenderung mengalihkan fokus mereka dari proses pendidikan yang fundamental.

Media digital telah mengubah pola komunikasi dalam masyarakat sehingga interaksi sosial semakin rendah. Fenomena ini dicerminkan dalam perilaku sehari-hari di mana smartphone dan aplikasi menarik cenderung mengubah tingkah laku dan pola pikir masyarakat, termasuk generasi muda.

“Teknologi digital seharusnya dimanfaatkan sebagai sarana literasi dalam pengembangan wawasan, khususnya oleh para pelajar dan mahasiswa. Untuk itu, perlu adanya terobosan baru dalam sistem pembelajaran serta regulasi yang mengatur metode pembelajaran yang relevan dengan teknologi digital, sehingga media digital dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sarana literasi digital”, katanya.

Dia menambahkan bahwa Buku perdana yang ditulisnya diharapkan bisa menjadi panduan bagi pembaca dalam memahami literasi digital dan memanfaatkan teknologi secara bijak. Terbitnya buku ini juga membuktikan bahwa siapa pun bisa berkontribusi dalam dunia literasi, tanpa memandang profesi.

“Dengan peluncuran buku ini, Aiptu Lapa berharap bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan teknologi. “Literasi digital bukan hanya tentang memahami teknologi, tetapi juga tentang memanfaatkannya untuk membangun interaksi sosial yang lebih baik”, bebernya.

Saat ini, Aiptu Lapa tengah menyiapkan buku keduanya dengan judul “Aku Pandai Matematika Tapi Aku Tak Pandai Menghitung Karunia Tuhan”. Buku ini diharapkan akan membahas tema baru yang mendalam, melanjutkan semangatnya dalam dunia literasi.

Aiptu Lapa menunjukkan bahwa profesi sebagai polisi tidak hanya berkisar pada penegakan hukum, tetapi juga mencakup berbagai dimensi kehidupan lainnya. Sebagai seorang intel, Aiptu Lapa tidak hanya terlibat dalam menjaga keamanan, tetapi juga aktif berkontribusi dalam dunia literasi dan pendidikan.

Karya-karyanya adalah bukti nyata bahwa seorang polisi juga memiliki sisi lain yang penuh dedikasi dan kepedulian terhadap perkembangan masyarakat. Semoga perjalanan literasi Aiptu Lapa menginspirasi banyak orang untuk mengejar passion mereka, tidak peduli seberapa berbeda dari tugas utama mereka.

“Apa yang saya lakukan ini sejalan dengan program pemerintah. Pada tahun 2023, Polri secara serentak mendistribusikan buku ke sekolah-sekolah dan pondok pesantren dalam program Polri Distribusi Buku Sampai Pelosok Nusantara. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan dan literasi di seluruh penjuru tanah air, dan saya berharap kontribusi saya melalui buku ini dapat mendukung tujuannya”, tutupnya.(hsn)

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Tim Khusus Elang Oheo Polres Konut Tangkap 15 Pemuda yang Terlibat Tawuran

23 Januari 2025 - 19:25 WITA

Dana Jaminan Reklamasi Rp300 Miliar Jadi Sorotan DPRD Sultra

23 Januari 2025 - 11:28 WITA

PT KSM dan NPM Diduga Menambang Tanpa Izin di Kecamatan Oheo

21 Januari 2025 - 13:35 WITA

Dilapor ke Mabes Polri, Aktivis Desak Penetapan Tersangka Petinggi PT GKP

10 Januari 2025 - 23:49 WITA

Ambulance Gratis ASR Berikan Pelayanan Terbaik dan Profesional

23 November 2024 - 16:36 WITA

Komitmen Lestarikan Budaya Lokal, ASR-Hugua Hadiri Pelantikan Sultan Buton Ke-XLI

19 Oktober 2024 - 17:25 WITA

Trending di News