Oleh: Andhika Wahyudiono
Sistem ekonomi liberal adalah sebuah pendekatan dalam dunia ekonomi yang memiliki akar sejarah yang kuat, dan telah menjadi salah satu pilar dalam teori ekonomi modern. Pendekatan ini telah dirumuskan dan diperkenalkan oleh para tokoh terkenal seperti Adam Smith dan French Physiocrats, yang tergolong dalam ekonomi klasik. Prinsip dasar dari ekonomi liberal klasik adalah mengedepankan kebebasan individu dalam berbagai aspek ekonomi. Meskipun Adam Smith sendiri tidak menggunakan istilah “ekonomi liberal,” konsep kebijakan ekonomi liberal saat ini mencakup arah menuju pasar bebas dan perdagangan bebas dalam era globalisasi. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan berbagai kebijakan ekonomi proteksionisme yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Pengembangan pemikiran ekonomi liberal telah menciptakan dua aliran utama dalam ekonomi liberal, yaitu ekonomi liberal klasik dan ekonomi liberal modern. Namun, sebelum kita membahas perbedaan di antara keduanya, mari kita memahami esensi dari sistem ekonomi liberal.
Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi perekonomian yang menitikberatkan pada kebebasan individu. Teori ini mengusung gagasan bahwa individu bebas untuk bertindak sesuai kepentingan pribadinya tanpa adanya pembatasan yang signifikan. Semua sumber daya produksi, seperti tanah dan modal, dimiliki oleh individu atau masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam sistem ini, pemerintah hanya memiliki peran minimal dalam mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat dibagi menjadi dua golongan utama: pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja atau buruh. Persaingan menjadi salah satu pendorong utama dalam mencapai efisiensi ekonomi, dan pasar dianggap sebagai dasar dari setiap tindakan ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal klasik meliputi kepemilikan sumber daya produksi oleh individu atau masyarakat, kebebasan individu dalam memiliki sumber daya produksi, peran minimal pemerintah dalam mengatur kegiatan ekonomi, pembagian masyarakat menjadi pemilik sumber daya produksi dan buruh, adanya persaingan yang kuat dalam mencari keuntungan, pengambilan keputusan ekonomi yang selalu mempertimbangkan kondisi pasar, serta produksi yang cenderung bermutu tinggi.
Sistem ini memiliki sejumlah keuntungan, antara lain, mendorong inisiatif dan kreativitas masyarakat karena kebebasan dalam mengatur ekonomi mereka, partisipasi aktif masyarakat dalam perekonomian karena hak individu memiliki sumber daya produksi, adanya persaingan sehat yang mendorong peningkatan kualitas produk dan layanan, serta efisiensi yang tinggi karena motif mencari keuntungan. Namun, sistem ekonomi liberal klasik juga memiliki kelemahan, seperti persaingan yang tidak sehat tanpa pengawasan yang dapat mengarah pada praktik bisnis yang tidak etis, ketimpangan ekonomi di mana orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin, munculnya monopoli karena minimnya pengaturan pemerintah, dan ketidakstabilan ekonomi akibat alokasi sumber daya yang tidak efisien oleh individu.
Sistem ekonomi liberal telah diterapkan di berbagai negara di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, pendekatan liberal ini dikenal dengan sebutan “liberalisme modern” atau “liberalisme baru.” Paham ini menekankan kebebasan individu dalam konteks politik dan ekonomi. Namun, ada pergeseran dalam pemahaman liberalisme di AS dari yang awalnya menekankan kebebasan individu secara luas menuju bentuk liberalisme yang lebih berfokus pada intervensi pemerintah dalam masalah sosial dan ekonomi.
Di Eropa, negara-negara juga mengadopsi prinsip liberalisme dalam berbagai tingkat. Beberapa negara Eropa menganut liberalisme sosial, yang menggabungkan prinsip-prinsip liberalisme dengan perhatian terhadap kesejahteraan sosial dan perlindungan hak-hak individu. Negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Swedia telah mengembangkan model ekonomi yang mencakup elemen-elemen liberal dan sosial.
Dalam konteks global, banyak negara yang menganut paham liberal dalam berbagai tingkat. Mereka berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi yang terbuka dan berorientasi pada pasar, sambil tetap mempertimbangkan peran pemerintah dalam melindungi hak-hak individu dan mengatasi ketidaksetaraan.
Sistem ekonomi liberal, baik dalam bentuk klasik maupun modern, telah menjadi salah satu dasar utama dalam teori ekonomi saat ini. Pendekatan ini menekankan kebebasan individu dalam mengelola kegiatan ekonomi mereka. Meskipun demikian, perlu diakui bahwa sistem ini juga memiliki tantangan dan kekurangan yang tidak boleh diabaikan, seperti masalah persaingan yang tidak sehat dan ketimpangan ekonomi. Selain itu, penerapan sistem ini dapat bervariasi di berbagai negara, bergantung pada berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik yang ada di masing-masing negara.
Penting untuk memahami perbedaan antara sistem ekonomi liberal klasik dan modern serta bagaimana sistem ini diterapkan di seluruh dunia. Hal ini karena pengertian yang baik tentang konsep ini dapat membantu kita menghargai dampaknya yang beragam di berbagai belahan dunia. Terlebih lagi, ketika kita mengeksplorasi bagaimana sistem ekonomi liberal beroperasi di berbagai negara, kita akan melihat bahwa tidak ada pendekatan yang satu ukuran cocok untuk semua. Setiap negara memiliki konteksnya sendiri yang memengaruhi cara sistem ini diterapkan.
Dalam konteks global yang terus berubah, pemahaman tentang sistem ekonomi liberal adalah aset berharga. Ini dapat membantu kita melihat bagaimana negara-negara berinteraksi dalam perdagangan internasional, kerjasama ekonomi, dan politik global. Selain itu, ini juga dapat memberikan wawasan tentang bagaimana sistem ini dapat beradaptasi dan berkembang seiring waktu, menghadapi tantangan dan perubahan dalam masyarakat dan ekonomi global.
Oleh karena itu, pembahasan tentang sistem ekonomi liberal, baik yang klasik maupun modern, memiliki relevansi yang besar dalam pemahaman ekonomi global saat ini. Sebagai masyarakat yang semakin terhubung di era globalisasi, pemahaman yang lebih baik tentang sistem ini dapat membantu kita mengatasi tantangan dan peluang yang datang bersamanya.
Penulis Adalah Dosen UNTAG Banyuwangi