Menu

Mode Gelap
Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik Seorang Alumni Kingdom Academy Kendari Mengaku Kerap Dicabuli Ketua Yayasan

Feature · 24 Apr 2023 22:15 WITA ·

Hidayah Allah di Serambi Mekkah


 Hidayah Allah di Serambi Mekkah Perbesar

TELUK WONDAMA – Pria berusia tujuh belas tahun itu berhasil menjuarai satu iven tinju di Manokwari. Karena capaian ini, ia dikirim ke daerah Jawa untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan tinju professional. Sejak saat itu, jejak kakinya menjadi misteri bagi orang tua dan keluarga yang ditinggalkannya. Semua keluarga di Wondama menganggapnya telah meninggal dunia.

Empat puluh sembilan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2019 lalu, pria berperawakan tinggi kurus ini muncul di salah satu chanel televisi swasta nasional. Saat itu dirinya diliput dalam acara wisata di salah satu wilayah di Aceh.

Ketika itu, ada seorang anggota Kepolisian berpangkat AKBP melakukan kunjungan ke salah satu destinasi wisata di Aceh. Tempat wisata yang dituju, ternyata milik seorang pria tubuh tinggi kurus semampai berkulit hitam keriting rambut. Dialah Kristian Imburi pria asal Papua yang dianggap telah kembali menghadap Sang Penciptanya sejak puluhan tahun lalu.

Saat acara berlangsung, seorang kontributor lokal media swasta nasional meliput dan menyiarkan secara langsung. Pada waktu yang bersamaan, seorang anggota keluarga di Papua sedang menyaksikan acara tersebut.

Sontak ia memberi informasi kepada keluarga di Wondama, di mana pace Kristian melepas tali pusar. Seketika mereka mencari jalan agar bisa membawanya pulang ke tanah leluhur. Bermodal azam yang kuat dan sedikit nekat, keluarga menemui Kapolres Teluk Wondama, AKBP Danang Sarifudin dan memintanya untuk membantu berkomunikasi dengan pihak Polres Aceh.

Dengan bantuan sedikit dana dari salah seorang pemilik bagang ikan yang beroperasi di wilayah adat marga Imburi, pace Kristian akhirnya menginjakan kembali kakinya di tanah peradaban orang Papua, Teluk Wondama.

Diantar oleh anak tertua dari hasil pernikahannya dengan Wanita asal Aceh, ia disambut hangat keluarga dengan air mata tak terbendung. Kehadiran darah daging tertuanya di tengah – tengah keluarga Imburi, menyingkap sebuah fakta mengejutkan, saudara mereka yang hilang selama puluhan tahun telah mempersunting Wanita Muslimah Aceh yang membuatnya memeluk agama Islam.

Rasa sayangnya kepada istri, anak dan daerah yang telah membawanya kepada Islam tak mampu mengalahkan kerinduannya kepada sanak saudara dan kampung halaman. Ia kemudian menyuruh buah hatinya untuk kembali ke Aceh dan hanya menitip pesan kepadanya agar menjaga ibunya dengan baik dan meneruskan usaha wisata yang telah dirintisnya selama bertahun tahun.

Pace imburi, begitu kami biasa menyapa pria ini, tinggal dengan keluarga besar Imburi di wilayah Wasior II (Waskam) distrik Wasior Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat.

Lingkungan yang dikelilingi salib, tak membuat imannya goyah sedikitpun. Walau masih mendirikan sholat secara sembunyi-sembunyi, ia masih memegang tali agama Allah sebagai panduan hidupnya.

Namun demikian, keluarga yang mengetahui perbedaan keyakinan, tidak lantas membuat jarak dengannya. Sebaliknya, tak jarang ia diingatkan oleh saudaranya setiap kumandang adzan terdengar pertanda waktu berinteraksi dengan Allah telah tiba.

Dalam salah satu kesempatan bertemu dengannya, ketika seluruh anggota Ikatan Keluarga Gu Lakudo Mawasangka (IK-GULAMAS) yang berdomisili di Teluk Wondama, menghimpun dana seadanya untuk disalurkan kepada para muallaf dalam bentuk sembako.

Dari sekitar 70 an parcel kemasan sederhana, Kristian Imburi menjadi salah satu sasaran bantuan. Walau tidak sempat ngobrol panjang lebar, tapi kami bisa mendengar suara hatinya yang membutuhkan perhatian banyak orang.

Bukan hanya sekedar mendapatkan suplai energi agar bisa melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, lebih dari itu ia membutuhkan dukungan moril dan materi sehingga bisa terus istiqomah menjaga agamanya dan mengigit keyakinan dengan gigi gerahamnya.

Pada waktu yang berbeda, dua hari menjelang idul fitri 1444 H/2023, kami berkesempatan bertemu dengannya. Bukan untuk memberikan parcel sembako, melainkan menyalurkan uang hasil pengumpulan zakat fitrah Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid Al Falah Wasior.

Sampai di sebuah rumah tempat ia biasa merebah badan tipisnya, siang itu lambungnya sedang bersahabat dengan tempat tidur. Seorang saudari memanggil hingga membuatnya terjaga. Menuju teras rumah berbahan susunan batu tela (batako) di mana kami menunggunya. Dengan suara agak pelan, bang Syamsul (partner saat pembagian zakat) menyampaikan beberapa kata muqadimah ”selama masih ridho Allah sebagai Tuhanmu, meyakini Islam sebagai agamamu, dan Muhammad sebagai nabi dan Rasul mu, selama itu pula kami mengganggap bapak sebagai bagian dari kami”. Insya Allah, jawabnya dengan penuh keyakinan,

Tanpa berlama-lama saya pun menyampaikan amanat dan meminta kepadanya untuk menerima haknya sebagai Mustahik. Saat ia mengulurkan tangan untuk menerima zakat, lafadz alhamdulillah beberapa kali keluar dari lisannya dengan bibir bergetar, membuat ucapan tahmidnya tidak lagi bisa terdengar terbungkus keharuan diselingi air mata. Tampak wajah tersungkur syukur dengan perasaan bahagia berkecamuk memenuhi seluruh ruang hatinya sehingga tiada lagi kata yang terdengar dari lisannya kecuali pujian kepada Allah SWT sambil sesekali ia mengusap air matanya.(***)

Artikel ini telah dibaca 138 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Mengenal La Ode Tariala, Anak Petani yang Didapuk Jadi Pimpinan DPRD Sultra

7 Oktober 2024 - 12:32 WITA

Cara Bripka Ula Menginspirasi Warga Beri Bantuan ke Puncak Papua

31 Januari 2024 - 16:36 WITA

Sosok Jenderal yang Sederhana dan Rendah Hati itu Telah Berpulang

17 Januari 2024 - 15:23 WITA

Tangis Haru Seorang Ibu Penjaga Hidayah

23 April 2023 - 13:47 WITA

Pria 46 Tahun Desa Kangkunawe, Eksis di Tengah Badai Kesenjangan Warga

16 April 2023 - 19:50 WITA

Tekad Sang Pendidik: Tambang Ilmu di Tanah Wawonii

29 November 2022 - 09:45 WITA

Trending di Feature