Menu

Mode Gelap
Menebak Arah Kasus Supriyani Tepis Isu Amplop Kepala Desa, Ketua APDESI Sultra Bentuk Satgas Anti Money Politik Oknum TNI AL di Kendari Diduga Hamili Kekasihnya, Korban Minta Keadilan! Diduga Lakukan Pengrusakan dan Penyerobotan, Warga Desa Tapuhaka Dipolisikan Truck Pengangkut Ore Nikel Milik PT Karyatama Konawe Utara Terbalik

Hukrim · 6 Des 2023 10:05 WITA ·

Akibat Kasus Suap, Kepercayaan Konsumen Terhadap PT Midi Menurun


 Sidang dugaan suap perizinan PT MIDI saat berlangsung. Foto: Dok Penafaktual.com Perbesar

Sidang dugaan suap perizinan PT MIDI saat berlangsung. Foto: Dok Penafaktual.com

PENAFAKTUAL.COM, KENDARI – Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kendari kembali menggelar sidang terkait kasus dugaan suap perizinan PT Midi Utama Indonesia (MUI), Selasa, 5 Desember 2023.

Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menghadirkan saksi dari Direktur Hukum dan Kepatuhan PT MIDI, Hafid Hermely.

Berdasarkan fakta persidangan Hafid Hermely mengatakan berdasarkan informasi Arif Nursandi bahwa pihaknya beberapa kali melakukan pertemuan dengan terdakwa Syarif Maulana. Awalnya mereka melakukan pertemuan lanjutan 16 Maret 2021.

“Dalam pertemuan itu terjadi komitmen bahwa PT MIDI harus berpatisipasi dalam pembangunan kampung warna warni,” bebernya,

Kemudian Arif Nursandi kembali melakukan pertemuan tepatnya, 25 Maret 2021 dengan mantan Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir yang didampingi Syarif Maulana.

“Dalam pertemuan itu, disampaikan bahwa PT MIDI harus berpatipasi dalam pembangunan kampung warna-warni,” ungkapnya.

Selanjutnya terdakwa Syarif Maulana membawa proposal. Dalam proposal itu tidak ada nilainya tetapi dilampirkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

“Dalam RAB itu tertera anggaran sebanyak Rp700 juta,” sebutnya.

Anggaran Rp700 juta itu, tambah Hafid Hermely, diminta oleh terdakwa Syarif Maulana untuk dikirim di rekening pribadi, namun hal itu tidak disetujui, karena tidak sesuai dengan mekanisme PT MIDI.

“Tetapi Arif Nursandi menawarkan bahwa anggaran itu bisa dicairkan melalui lazismu. Sehingga anggaran itu dikirim di lazismu kemudian dikirim di rekening pribadi Syair Maulana,” jelasnya.

Atas kejadian itu, Hafid Hermely menyampaikan bahwa PT Midi secara nasional sangat merugi, karena sejak saat itu kepercayaan konsumen terhadap perusahaan menurun.

“Pada dasarnya hal itu sangat merugikan perusahaan,” tandasnya. (dam)

Artikel ini telah dibaca 77 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Sebar Narasi Kebencian dan Provokasi, Kuasa Hukum ASR Laporkan Tiga Akun Medsos

29 November 2024 - 20:13 WITA

Polda Sultra Tangkap DPO Kasus Fidusia di Bangka Belitung Setelah 3 Bulan Kabur

21 November 2024 - 15:23 WITA

Mediasi Gagal, Kasus Dugaan Pencabulan di SDN 96 Kendari Berlanjut ke Polisi

20 November 2024 - 20:52 WITA

Orang Tua Korban dan Guru Supriyani Sepakat Berdamai

5 November 2024 - 16:08 WITA

Soal Kasus supriyani, KIP Sultra Minta Hakim Berlaku Adil-Tanpa Tekanan Publik

1 November 2024 - 10:45 WITA

Soal Kasus Supriyani, Majelis Hakim Diminta Tidak Terpengaruh Tekanan Publik

30 Oktober 2024 - 21:20 WITA

Trending di Hukrim